Prabowo

Prabowo Kagumi Ramaphosa, Dorong Penguatan Diplomasi Indonesia-Afrika Selatan

Prabowo Kagumi Ramaphosa, Dorong Penguatan Diplomasi Indonesia-Afrika Selatan
Prabowo Kagumi Ramaphosa, Dorong Penguatan Diplomasi Indonesia-Afrika Selatan

JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan pentingnya memperkuat kemitraan antara Indonesia dan Afrika Selatan, dua negara besar di kawasan selatan dunia yang memiliki sejarah perjuangan panjang untuk kemerdekaan dan demokrasi. 

Dalam pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Prabowo menyampaikan rasa hormat dan kekagumannya terhadap Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa atas perjuangannya menegakkan kebebasan dan demokrasi di negaranya.

“Kami mengikuti perjuangan Anda dan kami mengagumi kekuatan serta perjuangan Anda untuk kebebasan dan demokrasi,” ujar Presiden Prabowo dalam sesi working lunch bersama Presiden Ramaphosa.

Pernyataan itu mencerminkan kedekatan emosional Indonesia dan Afrika Selatan yang dibangun atas dasar semangat perjuangan rakyat dan komitmen terhadap nilai demokrasi. 

Prabowo menilai, kedua negara memiliki banyak kesamaan pandangan dan latar belakang sejarah, terutama sebagai bangsa yang sama-sama pernah menghadapi penjajahan dan kini tumbuh menjadi negara berpengaruh di kawasan selatan.

Indonesia dan Afrika Selatan, Dua Negara Selatan di Jalur yang Sama

Presiden Prabowo menyebutkan bahwa Indonesia dan Afrika Selatan memiliki kesamaan posisi strategis di kancah global. Keduanya merupakan anggota dari forum BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa)—kelompok ekonomi besar yang kini menjadi kekuatan baru dunia.

Dalam konteks tersebut, Prabowo menekankan pentingnya membangun kerja sama yang lebih erat antara Jakarta dan Pretoria di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, perdagangan, pertahanan, hingga kebudayaan.

“Semoga ini menjadi awal dari hubungan yang lebih kuat antara Afrika Selatan dan Indonesia,” kata Prabowo.

Menurutnya, Afrika Selatan memiliki potensi besar untuk menjadi mitra strategis Indonesia di benua Afrika, terutama dalam konteks perdagangan antarnegara selatan (South-South Cooperation). Selain itu, Prabowo menilai Afrika merupakan benua dengan potensi ekonomi yang sedang bangkit, dan hubungan yang kokoh antara kedua negara akan membuka peluang besar bagi kerja sama jangka panjang yang saling menguntungkan.

“Kami memandang Afrika sebagai benua yang memiliki potensi ekonomi yang tengah bangkit,” ujar Presiden Prabowo menegaskan.

Ramaphosa Apresiasi Sambutan Hangat Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Cyril Ramaphosa menyampaikan apresiasi tinggi atas sambutan kenegaraan yang diterimanya di Indonesia. Ia menganggap penyambutan tersebut sebagai bentuk penghormatan yang menunjukkan eratnya hubungan antara kedua negara.

“Kami memandang kunjungan ini sebagai kunjungan yang sangat penting bagi Afrika Selatan ke Indonesia. Kami ingin menyampaikan terima kasih atas kehormatan yang diberikan melalui penyambutan kenegaraan tingkat tinggi seperti ini. Kami tidak menganggapnya sebagai hal yang biasa,” ujar Ramaphosa.

Kunjungan Ramaphosa ke Jakarta menandai awal dari rangkaian lawatan kenegaraan ke Indonesia, yang menjadi momentum penting dalam memperkuat kerja sama strategis antara kedua negara. Dalam kunjungan ini, kedua pemimpin membahas peluang kolaborasi di berbagai sektor, termasuk ekonomi berkelanjutan, energi, serta penguatan hubungan antar-masyarakat.

Ramaphosa menilai, Indonesia adalah mitra penting bagi Afrika Selatan di kawasan Asia, terutama karena kedua negara memiliki sejarah panjang dalam perjuangan melawan kolonialisme dan upaya memperjuangkan keadilan global. Ia juga menyoroti pentingnya memperluas kerja sama di bidang perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan.

Diplomasi Global Indonesia di Era Prabowo

Pertemuan bilateral ini tidak hanya menjadi ajang mempererat hubungan antarnegara, tetapi juga mencerminkan arah baru diplomasi luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus membangun kerja sama dengan negara-negara di kawasan selatan dunia yang memiliki kesamaan visi dalam menciptakan tatanan global yang lebih seimbang.

Prabowo menilai hubungan dengan Afrika Selatan bukan sekadar hubungan diplomatik formal, tetapi juga bagian dari solidaritas historis dan moral antarbangsa yang memiliki pengalaman serupa dalam memperjuangkan kebebasan. Ia juga menekankan pentingnya menjadikan hubungan ini sebagai jembatan antara Asia dan Afrika untuk memperkuat peran negara-negara berkembang di forum internasional.

Kedua pemimpin menegaskan tekad bersama untuk menghidupkan kembali semangat Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang pernah digelar di Bandung tahun 1955—sebuah momentum bersejarah yang melahirkan kerja sama lintas benua berbasis solidaritas dan persahabatan.

“Hubungan kedua negara perlu terus diperkuat dan ditingkatkan pada masa mendatang,” ujar Presiden Prabowo.

Dengan semangat tersebut, Indonesia berharap kerja sama dengan Afrika Selatan tidak hanya terbatas pada tingkat pemerintahan, tetapi juga melibatkan masyarakat, dunia usaha, dan komunitas budaya di kedua negara.

Membangun Kerja Sama untuk Dunia yang Lebih Setara

Kunjungan kenegaraan Presiden Cyril Ramaphosa ke Indonesia sekaligus membuka babak baru dalam diplomasi Indonesia–Afrika Selatan. Hubungan yang terjalin diharapkan tidak hanya memperkuat kerja sama bilateral, tetapi juga berkontribusi terhadap stabilitas dan kemajuan global, terutama bagi negara-negara berkembang.

Indonesia, melalui kepemimpinan Prabowo, berkomitmen untuk memperkuat posisinya sebagai jembatan antarnegara selatan yang mengusung prinsip keadilan, kesetaraan, dan saling menghormati. Dalam konteks itu, Afrika Selatan menjadi mitra strategis yang memiliki nilai historis dan geopolitik penting.

Dengan pandangan visioner dari kedua pemimpin, hubungan Jakarta–Pretoria diharapkan akan tumbuh menjadi kemitraan strategis komprehensif yang berdampak nyata bagi rakyat kedua negara.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index