ADMR Siapkan Rp513 Miliar Eksplorasi Batu Bara Metalurgi

Selasa, 14 Oktober 2025 | 09:57:18 WIB
ADMR Siapkan Rp513 Miliar Eksplorasi Batu Bara Metalurgi

JAKARTA - PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) tengah menegaskan langkah strategisnya dalam industri batu bara metalurgi. Alih-alih langsung melompat ke tahap produksi komersial, perseroan memilih fokus pada eksplorasi lanjutan melalui tiga entitas anak usaha yang saat ini masih dalam tahap pengembangan operasi produksi.

Berdasarkan Laporan Tahunan 2024, tiga anak usaha tersebut adalah PT Juloi Coal (JC), PT Kalteng Coal (KC), dan PT Sumber Barito Coal (SBC). Meski belum beroperasi penuh, ketiganya telah memiliki total aset mencapai Rp513,15 miliar, atau setara US$30,94 juta (kurs JISDOR Rp16.585 per dolar AS). Rinciannya, aset JC tercatat sebesar US$26,65 juta, KC US$2,15 juta, dan SBC US$2,17 juta.

Kajian Teknis dan Infrastruktur Terintegrasi

Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (14/10/2025), Corporate Secretary ADMR, Mahardika Putranto, menegaskan bahwa ketiga anak perusahaan tersebut masih melakukan kajian teknis terkait infrastruktur.

“Ketiga entitas tersebut berencana melakukan kegiatan eksplorasi lanjutan pada wilayah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang belum termasuk ke dalam area cadangan batu bara saat ini, yang bertujuan untuk meningkatkan keyakinan geologi,” jelas Mahardika.

Menurutnya, kegiatan operasional komersial baru akan berjalan setelah eksplorasi lanjutan dan kajian teknis terintegrasi diselesaikan.

Legalitas dan Perizinan Sudah Dimiliki

Meski belum produksi, JC, KC, dan SBC sudah mengantongi legalitas penting untuk mendukung rencana eksplorasi. Ketiganya memegang PKP2B, memperoleh persetujuan tahap Operasi Produksi, persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta perizinan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Selain itu, masih ada sejumlah proses perizinan lain yang sedang ditempuh untuk mendukung keberlanjutan kegiatan eksplorasi lanjutan.

Aset Didominasi Biaya Eksplorasi

Mahardika mengungkapkan bahwa komponen utama aset dari ketiga entitas tersebut berasal dari biaya eksplorasi dan evaluasi. Biaya itu meliputi izin eksplorasi, pencarian serta penilaian sumber daya batu bara, pengeboran, pengambilan sampel, hingga studi geofisika.

“Biaya-biaya eksplorasi ini dicatat sebagai aset karena belum beroperasinya kegiatan penambangan di ketiga perusahaan tersebut,” jelasnya.

Selain biaya eksplorasi, komponen aset lainnya berasal dari kas dan setara kas yang digunakan untuk mendukung kebutuhan operasional masing-masing entitas.

Rencana Capex dan Pendanaan Internal

ADMR menyadari pentingnya menyiapkan kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) bagi kelanjutan kegiatan eksplorasi di ketiga anak usaha tersebut. Perseroan menegaskan bahwa pendanaan capex diutamakan berasal dari kas internal, sehingga tidak terlalu membebani struktur pendanaan eksternal.

“Saat ini, JC, KC, dan SBC masih melakukan kegiatan eksplorasi dan evaluasi, yang dalam beberapa tahun ke depan akan melakukan kegiatan eksplorasi lanjutan untuk menambah data sumber daya dan cadangan batu bara,” ujar Mahardika.

Tantangan Infrastruktur dan Lokasi Terpencil

Meski prospeknya menjanjikan, ADMR tidak menutup mata terhadap tantangan yang ada. Lokasi tambang yang relatif terpencil dan minim infrastruktur menjadi salah satu kendala terbesar. Perseroan pun tengah melakukan berbagai kajian untuk menyiapkan solusi, termasuk rencana pembangunan infrastruktur penunjang.

“Perseroan berupaya untuk mempersiapkan ketiga anak perusahaannya tersebut agar dapat melaksanakan tahap selanjutnya dengan prudent,” jelas Mahardika.

Batu Bara Metalurgi, Segmen Bernilai Strategis

Langkah ADMR memperkuat eksplorasi batu bara metalurgi dinilai strategis. Pasalnya, batu bara jenis ini merupakan bahan baku penting dalam industri baja. Permintaan global terhadap baja yang tinggi otomatis mendorong prospek cerah batu bara metalurgi di pasar internasional.

Dengan strategi eksplorasi yang matang, ADMR diharapkan dapat memperkuat portofolio bisnisnya, sekaligus mendukung pasokan energi dan bahan baku industri dalam negeri.

Persiapan matang yang dilakukan ADMR melalui PT Juloi Coal, PT Kalteng Coal, dan PT Sumber Barito Coal menunjukkan bahwa perseroan tidak terburu-buru masuk ke tahap produksi, tetapi lebih mengutamakan eksplorasi lanjutan demi kepastian cadangan. 

Dengan total aset Rp513 miliar, kegiatan eksplorasi ini diharapkan mampu membuka jalan bagi pengembangan komersial batu bara metalurgi dalam beberapa tahun ke depan.

Meski tantangan berupa lokasi terpencil dan keterbatasan infrastruktur masih ada, perseroan optimistis dapat melangkah dengan strategi yang prudent. Fokus pada eksplorasi bukan hanya memperkuat keyakinan geologi, tetapi juga menempatkan ADMR pada posisi lebih kokoh dalam industri batu bara metalurgi global.

Terkini