JAKARTA - Awal Oktober 2025 membawa kabar penting bagi masyarakat pengguna kendaraan bermotor. Sejumlah badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM), baik milik pemerintah maupun swasta, melakukan penyesuaian harga pada produk non subsidi.
Kenaikan ini berlaku serentak dan sudah ditampilkan melalui laman resmi masing-masing perusahaan, serta berlaku penuh di SPBU mulai 14 Oktober 2025.
Menariknya, meski hampir semua badan usaha menaikkan harga BBM, tidak semua produk Pertamina ikut terdampak. Hanya Pertamina Dex dan Dexlite yang mengalami penyesuaian, sementara jenis lain seperti Pertamax dan Pertamax Turbo masih bertahan pada harga bulan sebelumnya.
Pertamina Sesuaikan Harga Produk Diesel
PT Pertamina (Persero), sebagai penyedia BBM terbesar di Indonesia, mengumumkan bahwa hanya produk jenis diesel tertentu yang mengalami kenaikan. Pertamina Dex kini dipasarkan Rp 14.000 per liter, naik dari Rp 13.850, sedangkan Dexlite naik menjadi Rp 13.700 per liter dari harga sebelumnya Rp 13.600.
Kedua jenis BBM tersebut memang diperuntukkan bagi kendaraan bermesin diesel modern yang membutuhkan kualitas bahan bakar tinggi. Lonjakan harga diyakini tidak lepas dari fluktuasi pasar minyak global serta faktor distribusi.
Namun, bagi pengguna Pertamax, Pertamax Turbo, maupun Pertamax Green, harga tetap sama seperti bulan September. Pertamina memastikan ketersediaan pasokan tetap stabil di semua SPBU.
Shell, BP-AKR, dan Vivo Kompak Naikkan Harga
Sementara itu, perusahaan swasta seperti Shell Indonesia, BP-AKR, dan Vivo Energy Indonesia melakukan penyesuaian lebih luas. Hampir semua jenis BBM non subsidi yang mereka pasarkan mengalami kenaikan.
Shell misalnya, menetapkan harga baru untuk produk bensin dan diesel andalannya. Shell Super kini Rp 12.890 per liter dari Rp 12.580. Shell V-Power naik menjadi Rp 13.420 dari Rp 13.140, sedangkan Shell V-Power Diesel melonjak ke Rp 14.270 per liter. Tidak ketinggalan, Shell V-Power Nitro+ naik ke Rp 13.590 per liter.
BP-AKR juga menyesuaikan harga produk unggulannya. BP Ultimate kini dibanderol Rp 13.420 per liter, BP 92 sebesar Rp 12.890, dan BP Ultimate Diesel menembus Rp 14.270.
Hal serupa dilakukan Vivo Energy Indonesia. Revvo 90 ditetapkan Rp 12.810 per liter, Revvo 92 seharga Rp 12.890, Revvo 95 naik ke Rp 13.420, serta Diesel Primus Plus yang kini dijual Rp 14.270 per liter.
Daftar Harga BBM per 14 Oktober 2025
Berikut rincian harga terbaru BBM di berbagai SPBU Indonesia:
BBM Pertamina DKI Jakarta
Pertamax: Rp 12.200 per liter
Pertamax Turbo: Rp 13.100 per liter
Pertamax Green: Rp 13.000 per liter
Pertamina Dex: Rp 14.000 per liter
Dexlite: Rp 13.700 per liter
BBM Shell
Shell Super: Rp 12.890 per liter
Shell V-Power: Rp 13.420 per liter
Shell V-Power Diesel: Rp 14.270 per liter
Shell V-Power Nitro+: Rp 13.590 per liter
BBM BP-AKR
BP Ultimate: Rp 13.420 per liter
BP 92: Rp 12.890 per liter
BP Ultimate Diesel: Rp 14.270 per liter
BBM Vivo Energy
Revvo 90: Rp 12.810 per liter
Revvo 92: Rp 12.890 per liter
Revvo 95: Rp 13.420 per liter
Diesel Primus Plus: Rp 14.270 per liter
Imbas Kenaikan Harga BBM
Kenaikan harga BBM non subsidi ini tentu akan berdampak pada berbagai lapisan masyarakat. Pengguna kendaraan pribadi, terutama mobil bermesin bensin premium dan diesel modern, menjadi kelompok yang paling terdampak.
Selain itu, sektor transportasi berbasis jasa juga harus menyesuaikan strategi. Operator taksi, logistik, maupun ekspedisi kemungkinan akan meninjau ulang biaya operasional. Jika tidak diantisipasi, lonjakan harga BBM bisa berimbas pada naiknya biaya distribusi barang dan jasa.
Namun demikian, pemerintah melalui Pertamina tetap menjaga stabilitas harga BBM subsidi, sehingga masyarakat berpenghasilan rendah masih terlindungi dari gejolak harga energi.
Dinamika Harga BBM Global
Kebijakan penyesuaian harga BBM di dalam negeri tidak bisa dilepaskan dari kondisi pasar internasional. Fluktuasi harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah, serta faktor geopolitik global berpengaruh langsung terhadap biaya produksi dan distribusi BBM.
Selain itu, tren energi global yang terus bergerak menuju energi ramah lingkungan membuat harga bahan bakar berbasis fosil semakin bergejolak. Inilah yang kemudian mendorong perusahaan energi di Indonesia melakukan evaluasi harga secara berkala.
Dengan adanya penyesuaian ini, masyarakat diimbau lebih cermat dalam mengatur pengeluaran energi, baik untuk kebutuhan pribadi maupun usaha. Pemerintah dan badan usaha penyedia BBM juga diharapkan terus menjaga transparansi harga serta memastikan pasokan aman di semua SPBU.
Kenaikan harga BBM non subsidi pada Oktober 2025 ini menjadi pengingat bahwa energi adalah sektor strategis yang rentan dengan dinamika global. Oleh sebab itu, kebijakan subsidi tetap memegang peranan penting dalam melindungi kelompok masyarakat yang paling membutuhkan.