Properti Jadi Penopang IHSG, Simak Saham Pilihan Cuan

Kamis, 16 Oktober 2025 | 09:30:32 WIB
Properti Jadi Penopang IHSG, Simak Saham Pilihan Cuan

JAKARTA - Pasar saham Indonesia kembali menghadapi tekanan besar pada perdagangan awal pekan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok cukup dalam, namun di tengah gelombang aksi jual, sektor properti justru muncul sebagai satu-satunya penopang tipis yang berhasil bertahan. Fenomena ini membuka ruang diskusi menarik tentang saham-saham yang tetap memberi peluang meski indeks ambruk.

Pada penutupan perdagangan, IHSG terkoreksi tajam 1,95% ke level 8.066,52. Tekanan besar tersebut dipicu oleh derasnya arus jual dari investor asing serta melemahnya hampir seluruh sektor. Data mencatat, investor asing membukukan net sell sebesar Rp 1,32 triliun di pasar reguler dan Rp 1,36 triliun di seluruh pasar.

Saham Pemenang dan Pecundang Hari Itu

Mengutip riset Mega Capital Sekuritas, masih ada beberapa saham yang justru mencetak penguatan signifikan meski IHSG melemah. Saham DSSA naik 2,09%, FILM melesat 13,93%, dan ENRG melonjak 8,54% sehingga masuk jajaran top gainers.

Sebaliknya, sejumlah saham unggulan menjadi penekan utama indeks. Saham BBRI terkoreksi -3,01%, BRPT jatuh -6,41%, dan CUAN ambles -13,00%. Pergerakan ini menunjukkan betapa kuatnya tekanan di tengah aksi jual besar-besaran investor asing.

Sektor Transportasi Jadi Korban Terbesar

Secara sektoral, 10 dari 11 sektor tercatat melemah. Sektor transportasi menjadi sektor dengan pelemahan terdalam, yaitu -3,99%, mencerminkan besarnya tekanan yang dialami saham-saham di sektor tersebut.

Di sisi lain, sektor properti justru mampu bertahan dengan pergerakan +0,03%, meski tipis. Posisi sideways sektor properti ini terbilang istimewa, sebab hampir semua sektor lain ambruk.

Sentimen Positif dari Kebijakan Pemerintah

Salah satu faktor yang menopang sektor properti datang dari kebijakan pemerintah. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa fasilitas PPN DTP 100% untuk pembelian properti residensial, baik rumah tapak maupun apartemen baru, akan diperpanjang hingga 31 Desember 2027.

Kebijakan ini berlaku untuk rumah dengan harga jual maksimal Rp 5 miliar dengan dasar pengenaan pajak hingga Rp 2 miliar. Pemerintah memperkirakan kebijakan tersebut dapat mendorong pembangunan hingga 40.000 unit properti per tahun. Bagi investor, kebijakan ini dipandang sebagai angin segar bagi emiten properti besar seperti BSDE, CTRA, MTLA, SMRA, dan PWON.

Aksi Korporasi Besar

Selain dinamika indeks, pasar juga disorot oleh aksi korporasi emiten besar. PANI resmi menetapkan harga pelaksanaan rights issue pada level Rp 15.000 per saham. Dengan penerbitan 1,12 miliar saham baru, perusahaan menargetkan dana segar hingga Rp 16,73 triliun. Langkah ini menjadi salah satu corporate action terbesar yang mendapat perhatian investor di tengah kondisi pasar yang penuh tekanan.

Rekomendasi Saham Pilihan

Meski IHSG melemah signifikan, analis tetap memberikan sejumlah rekomendasi saham yang dinilai masih memiliki potensi cuan. Berikut daftar saham dengan rekomendasi beserta target dan batasan teknikalnya:

INDY – Buy 2330–2360 | TP 2420–2470 | SL 2150

SOLA – Buy 154–157 | TP 160–166 | SL 142

INET – Buy 288–294 | TP 304–310 | SL 270

CYBR – Buy 1240–1260 | TP 1285–1305 | SL 1170

NCKL – Buy 1180–1195 | TP 1215–1235 | SL 1100

Rekomendasi ini memperlihatkan bahwa meski IHSG sedang berada di fase koreksi, peluang jangka pendek tetap terbuka bagi saham-saham yang memiliki katalis positif.

Prospek Jangka Pendek

Kondisi IHSG yang tertekan tidak terlepas dari dinamika global dan regional. Tekanan likuiditas akibat arus keluar dana asing, ditambah dengan pelemahan di hampir seluruh sektor, menciptakan sentimen negatif di pasar. Namun, sektor properti terbukti mampu bertahan, sebagian berkat dukungan kebijakan pemerintah.

Jika kebijakan PPN DTP benar-benar efektif, sektor ini bisa menjadi penggerak baru bagi IHSG, setidaknya dalam jangka menengah. Hal ini akan menarik bagi investor yang mencari peluang di tengah ketidakpastian pasar.

Meski IHSG terkoreksi hampir 2%, masih ada peluang bagi investor yang cermat membaca sentimen pasar. Sektor properti menjadi satu-satunya sektor yang tetap hijau, didukung perpanjangan fasilitas PPN DTP hingga 2027. Di saat yang sama, beberapa saham masih menunjukkan performa positif dan direkomendasikan untuk trading jangka pendek.

Dengan strategi selektif, investor bisa memanfaatkan momentum koreksi pasar ini untuk masuk ke saham-saham potensial. Koreksi indeks justru bisa menjadi peluang akumulasi, terutama pada saham sektor properti dan emiten yang memiliki fundamental solid.

Terkini