Malaysia Pacu Pariwisata Medis Lewat Kampanye dan Kemitraan Global

Jumat, 17 Oktober 2025 | 09:51:53 WIB
Malaysia Pacu Pariwisata Medis Lewat Kampanye dan Kemitraan Global

JAKARTA - Malaysia semakin menegaskan posisinya sebagai salah satu destinasi unggulan untuk wisata medis di kawasan Asia. Tidak hanya mengandalkan fasilitas kesehatan modern dan biaya yang kompetitif, negara ini juga gencar memperkuat citra internasionalnya melalui strategi promosi global dan kolaborasi lintas negara.

Upaya tersebut membuat industri pariwisata medis Malaysia diproyeksikan terus tumbuh pesat dalam beberapa tahun ke depan. Menurut laporan terbaru dari BMI, perusahaan di bawah naungan Fitch Solutions, momentum positif ini didukung oleh serangkaian program proaktif dan kemitraan strategis yang telah dijalankan pemerintah serta lembaga terkait.

Salah satu langkah penting adalah peluncuran kampanye besar bertajuk “Malaysia Year of Medical Tourism 2026” oleh Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC), lembaga di bawah Kementerian Kesehatan Malaysia. Inisiatif tersebut diharapkan menjadi tonggak baru dalam memperkenalkan potensi layanan kesehatan Malaysia di kancah global, dengan menawarkan pengalaman terpadu yang menggabungkan pengobatan, kesehatan (wellness), dan pariwisata.

Kampanye Global untuk Dorong Daya Saing

Kampanye “Malaysia Year of Medical Tourism 2026” dirancang untuk memperkuat posisi Malaysia sebagai tujuan utama wisata medis dunia, dengan menonjolkan layanan berkualitas tinggi serta keramahan khas Asia Tenggara. Melalui kampanye ini, MHTC ingin menunjukkan bahwa Malaysia bukan hanya tempat berobat, tetapi juga destinasi bagi pemulihan mental dan fisik secara menyeluruh.

Pendekatan holistik ini dianggap menjadi pembeda utama dari negara lain yang juga bersaing di sektor serupa. BMI mencatat bahwa Malaysia kini memiliki daya tarik kuat karena mampu menggabungkan layanan medis berstandar internasional dengan pengalaman wisata dan budaya yang memikat.

Dukungan data pun memperkuat optimisme tersebut. Hingga delapan bulan pertama tahun ini, Malaysia mencatat 28,2 juta kedatangan wisatawan, meningkat 16,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Angka itu menjadikan Malaysia sebagai negara dengan kunjungan wisatawan tertinggi di Asia Tenggara sejauh ini.

Ekspansi ke Timur Tengah dan Penguatan Citra Internasional

Untuk memperluas jangkauan pasarnya, Malaysia juga aktif menjalin kemitraan di tingkat global. Salah satu agenda penting adalah Malaysia Healthcare Week di Kuwait, yang berlangsung pada September 2025.

Dalam acara ini, Malaysia memamerkan layanan kesehatan unggulan serta keramahtamahan budayanya, dua elemen yang menjadi daya tarik utama bagi pasien internasional. Menurut BMI, langkah tersebut tidak hanya berfungsi sebagai promosi, tetapi juga memperkuat reputasi Malaysia sebagai destinasi pariwisata medis terkemuka di dunia.

Selain Kuwait, strategi serupa direncanakan akan dilakukan di beberapa negara lain di Timur Tengah dan Asia Selatan. Fokus ekspansi ini juga sejalan dengan tren global, di mana sektor pariwisata medis terus berkembang di negara-negara seperti Turki, Uni Emirat Arab (UEA), Vietnam, Filipina, dan India.

BMI mencatat, pertumbuhan industri pariwisata medis di negara-negara tersebut akan menciptakan peluang besar bagi kemitraan publik-swasta, produsen alat kesehatan, serta investor infrastruktur medis.

Target Ambisius Menuju 2030

Melihat tren yang positif, pemerintah Malaysia melalui MHTC telah menetapkan target ambisius: menghasilkan pendapatan tahunan sebesar US$2,7 miliar atau sekitar Rp45 triliun dari sektor pariwisata medis pada tahun 2030. Target ini dianggap realistis mengingat capaian dan reputasi yang telah dibangun dalam satu dekade terakhir.

Selama lebih dari sepuluh tahun, Malaysia berhasil memantapkan diri sebagai tujuan utama wisata medis di kawasan Asia-Pasifik. Berbagai rumah sakit dan pusat kesehatan di negara tersebut kini memiliki sertifikasi internasional dan menawarkan perawatan yang kompetitif baik dari segi kualitas maupun biaya.

Yang menarik, Indonesia masih menjadi pasar terbesar bagi wisata medis Malaysia, menyumbang antara 70 hingga 80 persen dari total wisatawan kesehatan setiap tahunnya. Banyak pasien asal Indonesia memilih Malaysia karena harga yang lebih terjangkau dibanding negara lain, namun tetap menawarkan layanan dengan standar medis global.

Layanan Terjangkau, Fasilitas Modern, dan Peluang Investasi

Salah satu keunggulan utama sistem perawatan kesehatan di Malaysia adalah biaya pengobatan yang kompetitif, terutama untuk prosedur seperti operasi jantung, perawatan kesuburan, dan bedah kosmetik. Faktor ini menjadikan Malaysia pilihan populer di kalangan pasien internasional, khususnya dari negara-negara Asia Tenggara dan Timur Tengah.

Selain itu, pemerintah juga terus membuka peluang bagi investasi asing dan kolaborasi publik-swasta untuk memperluas kapasitas infrastruktur medis. Upaya ini tidak hanya mendukung sektor kesehatan, tetapi juga memberikan efek domino pada sektor lain seperti perhotelan, transportasi, dan kuliner.

BMI menilai, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk mempertahankan pertumbuhan industri pariwisata medis Malaysia. Dengan dukungan pemerintah dan promosi global yang konsisten, Malaysia diyakini mampu menjaga tren positif ini bahkan di tengah kompetisi yang semakin ketat.

Dengan strategi terencana, dukungan regulasi, dan reputasi yang terus meningkat, Malaysia kini menjadi model pengembangan pariwisata medis yang sukses di Asia. Melalui kampanye “Malaysia Year of Medical Tourism 2026” dan ekspansi pasar internasional, negara ini menunjukkan bahwa industri kesehatan dapat menjadi motor penting bagi pertumbuhan ekonomi sekaligus diplomasi budaya.

Bagi wisatawan medis, Malaysia menawarkan lebih dari sekadar perawatan kesehatan—melainkan pengalaman pemulihan menyeluruh yang menyatukan layanan profesional, keramahan, dan keindahan alam tropis.
Dan bagi dunia, langkah Malaysia menjadi bukti bahwa kesehatan dan pariwisata dapat tumbuh berdampingan, menghasilkan manfaat ekonomi sekaligus memperkuat hubungan antarbangsa.

Terkini