IHSG Melemah Saat Investor Tembus 19 Juta di BEI

Jumat, 17 Oktober 2025 | 11:11:01 WIB
IHSG Melemah Saat Investor Tembus 19 Juta di BEI

JAKARTA - Meski jumlah investor di pasar modal Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan signifikan, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru melemah pada pembukaan perdagangan Jumat, 17 Oktober 2025.Fenomena ini memperlihatkan kontras antara meningkatnya partisipasi masyarakat di pasar modal dengan sentimen pasar yang sedang tertekan.

Berdasarkan data perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka melemah 0,66% ke level 8.072,67 pada pukul 09.34 WIB. Tidak lama berselang, pelemahan semakin dalam — indeks turun hingga 1,03% ke posisi 8.041,38 pada pukul 09.49 WIB.

Kondisi ini menjadi perhatian khusus bagi Direktur Utama BEI, Iman Rachman, yang hadir dalam acara Opening Ceremony dan Seminar Utama Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 di Main Hall BEI, Jakarta.

Optimisme di Tengah Pelemahan IHSG

Dalam sambutannya, Iman mengaku menyayangkan pelemahan indeks di hari yang bertepatan dengan pembukaan CMSE, ajang tahunan yang menjadi barometer perkembangan pasar modal nasional.

“Sayangnya hari ini indeksnya merah, mudah-mudahan habis acara ini hijau lagi,” ujar Iman dengan nada optimistis di hadapan peserta seminar.

Pernyataan Iman ini tidak sekadar candaan, tetapi mencerminkan harapan besar agar momentum pertumbuhan investor baru dapat diiringi dengan penguatan pasar. Sebab, peningkatan jumlah investor ritel selama beberapa tahun terakhir menjadi salah satu penopang likuiditas pasar saham Indonesia.

Jumlah Investor Capai Hampir 19 Juta SID

Dalam kesempatan yang sama, Iman memaparkan capaian terbaru dari pertumbuhan jumlah Single Investor Identification (SID) di Indonesia. Hingga pertengahan Oktober 2025, jumlah investor pasar modal telah mencapai hampir 19 juta SID, di mana lebih dari 8 juta di antaranya adalah investor saham.

“Hingga hari ini jumlah investor pasar modal telah hampir mencapai 19 juta SID, termasuk lebih dari 8 juta investor saham. Angka ini terus bertambah seiring meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap pentingnya berinvestasi di masa depan,” ungkapnya.

Pertumbuhan pesat ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk berinvestasi melalui pasar modal semakin tinggi. Banyak di antara investor baru tersebut berasal dari generasi muda yang mulai melihat saham sebagai instrumen investasi yang menarik dan relevan dengan gaya hidup digital mereka.

Dominasi Investor Muda di Pasar Modal

Iman menambahkan bahwa mayoritas investor baru di Indonesia berasal dari kalangan usia produktif, khususnya di bawah 30 tahun. Fenomena ini menunjukkan bahwa kesadaran finansial dan keinginan untuk merencanakan masa depan melalui investasi mulai tumbuh di kalangan muda.

“Pertumbuhan investor ini mayoritas datang dari kalangan generasi usia produktif di bawah 30 tahun. Hal ini menunjukkan optimisme masyarakat terhadap pasar modal makin meningkat,” jelas Iman.

Peran generasi muda dalam membangun ekosistem pasar modal kini semakin terlihat. Dengan akses digital yang luas, aplikasi investasi yang ramah pengguna, serta edukasi keuangan yang gencar dilakukan oleh BEI dan pelaku industri, pasar modal Indonesia menjadi semakin inklusif.

Pasar Modal Jadi Alternatif Pendanaan yang Menarik

Selain jumlah investor yang meningkat, jumlah perusahaan yang tercatat di BEI juga terus bertambah. Iman mengungkapkan bahwa hingga saat ini terdapat sekitar 950 perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Angka tersebut menjadi bukti bahwa pasar modal semakin dipercaya sebagai sarana pendanaan yang efisien dan berkelanjutan bagi dunia usaha.

“Jumlah perusahaan tercatat telah meningkat mencapai 950 perusahaan yang menunjukkan bahwa pasar modal menjadi alternatif pendanaan yang menarik dan dipercaya bagi banyak perusahaan dan bagi para investor saham. Ini berarti ada banyak pilihan untuk berinvestasi yang menarik dan tersedia,” pungkasnya.

Bertambahnya emiten di pasar saham domestik juga membuka peluang diversifikasi yang lebih luas bagi investor, baik institusional maupun ritel. Dengan demikian, pertumbuhan jumlah investor dan emiten dapat saling menguatkan untuk menciptakan pasar modal yang lebih sehat dan dinamis.

IHSG Melemah, Tapi Fundamental Pasar Tetap Kuat

Meskipun IHSG melemah pada perdagangan hari ini, kondisi tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan lemahnya fundamental pasar modal Indonesia. Beberapa analis menilai bahwa pelemahan yang terjadi lebih bersifat teknikal dan dipicu oleh aksi ambil untung (profit taking) dari investor setelah IHSG sempat menguat pada pekan sebelumnya.

Selain itu, faktor eksternal seperti pergerakan dolar AS dan ekspektasi kebijakan suku bunga global juga masih memengaruhi arah pergerakan indeks. Namun, dengan meningkatnya partisipasi investor domestik, pasar modal Indonesia diyakini semakin tangguh menghadapi gejolak eksternal.

Kehadiran hampir 19 juta investor menjadi kekuatan baru bagi pasar modal nasional, mengingat proporsi investor lokal kini mendominasi transaksi harian di BEI. Kondisi ini menciptakan ketahanan yang lebih baik terhadap guncangan eksternal seperti tekanan nilai tukar atau volatilitas global.

Harapan IHSG Kembali Hijau

Iman menutup sambutannya dengan optimisme bahwa IHSG akan kembali menguat seiring dengan meningkatnya semangat dan partisipasi investor di ajang CMSE 2025.

Dengan tema yang menyoroti inovasi, literasi, dan inklusi pasar modal, CMSE tahun ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperluas edukasi keuangan serta memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap investasi di pasar modal.

Meski pagi ini IHSG sempat “berdarah”, pelaku pasar dan otoritas bursa sama-sama percaya bahwa arah jangka menengah masih positif. Partisipasi investor yang terus bertambah, dukungan teknologi keuangan, serta kinerja fundamental perusahaan tercatat menjadi faktor penting yang menjaga prospek pasar modal Indonesia tetap cerah.

Pelemahan IHSG di tengah pertumbuhan jumlah investor mencerminkan dinamika alami pasar yang terus berevolusi. Meskipun indeks sempat merah, optimisme tetap terjaga — baik dari sisi regulator maupun pelaku pasar.

Dengan hampir 19 juta investor aktif dan 950 perusahaan tercatat, pasar modal Indonesia telah memasuki fase baru yang lebih inklusif dan kuat. Harapan pun terbuka lebar, sebagaimana doa Iman Rachman: “mudah-mudahan habis acara ini hijau lagi.”

Terkini