AirAsia Bidik Pasar Vietnam Lewat Rencana Akuisisi Strategis

Jumat, 17 Oktober 2025 | 18:02:17 WIB
AirAsia Bidik Pasar Vietnam Lewat Rencana Akuisisi Strategis

JAKARTA - AirAsia kembali menunjukkan ambisinya memperluas jaringan di Asia Tenggara. CEO Capital A Bhd., Tony Fernandes, dikabarkan tengah berada dalam tahap awal negosiasi untuk mengakuisisi saham di Vietnam Travel & Marketing Transports JSC (Vietravel). Langkah ini dipandang sebagai bagian dari strategi ekspansi grup maskapai asal Malaysia tersebut untuk memperkuat posisinya di pasar penerbangan Vietnam—salah satu yang tumbuh paling cepat di kawasan.

Menurut sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut, AirAsia memiliki minat terhadap Vietravel, meski negosiasi masih berlangsung dan belum ada keputusan final. “Diskusi ini belum final dan dapat berubah,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya. Namun, rencana ini menandai keseriusan AirAsia untuk kembali masuk ke pasar Vietnam setelah beberapa kali mencoba menembusnya di masa lalu.

Meski demikian, upaya akuisisi tersebut tidak sepenuhnya mulus. Pemerintah Vietnam memiliki aturan ketat mengenai kepemilikan asing terhadap maskapai penerbangan, dengan batas maksimal 34%. Regulasi ini menjadi salah satu faktor utama yang membuat proses negosiasi berlangsung hati-hati.

Respons Hati-hati dari Kedua Perusahaan

Hingga berita ini diturunkan, perwakilan AirAsia belum memberikan komentar resmi terkait proses negosiasi ini. Di sisi lain, Vietravel dalam pernyataannya menyebut bahwa mereka memang sedang aktif melakukan pembicaraan dengan berbagai pihak internasional—termasuk produsen pesawat dan maskapai global—untuk memperluas armada serta rutenya. Namun, Vietravel tidak secara spesifik menyinggung potensi transaksi akuisisi dengan AirAsia. “Hasil dari setiap negosiasi akan diumumkan pada waktunya,” tulis pernyataan resmi perusahaan.

Tony Fernandes sendiri memberikan sedikit gambaran mengenai proses ini saat menghadiri Konferensi CEO Global Forbes di Jakarta. “Kami tinggal beberapa persyaratan lagi dan kemudian siap untuk menandatangani lembar persyaratan,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg.

Bulan lalu, Tony juga mengonfirmasi bahwa pembicaraan dengan mitra lokal Vietnam masih berlangsung. Meskipun kesepakatan belum tercapai, minat AirAsia terhadap negara tersebut bukanlah hal baru. “Bukan rahasia lagi bahwa saya sudah lama ingin beroperasi di Vietnam. Sebagai maskapai ASEAN, wajar saja jika kami berada di salah satu negara paling menjanjikan di kawasan ini,” ujarnya dalam pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN 2025 pada September lalu.

Vietnam Jadi Magnet Maskapai Internasional

Vietnam menjadi salah satu pasar penerbangan paling dinamis di Asia Tenggara. Pemulihan pascapandemi yang cepat, pertumbuhan kelas menengah, serta melonjaknya permintaan perjalanan domestik dan internasional menjadikan negara ini target ekspansi banyak maskapai. Wisatawan mancanegara dari negara-negara seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan India terus meningkat, sehingga membuka peluang bisnis besar di sektor penerbangan.

Potensi ini juga menarik banyak pemain baru. Selain maskapai mapan, operator swasta ikut berebut pangsa pasar. Pada pekan ini, Sun Group memperkenalkan maskapai baru bernama Sun PhuQuoc Airways. Maskapai tersebut memiliki rencana ambisius untuk mengakuisisi 100 pesawat Airbus SE dan Boeing Co. dalam lima tahun ke depan, menandai meningkatnya kompetisi di pasar penerbangan Vietnam.

Persaingan Ketat di Pasar Vietnam

Pasar penerbangan Vietnam saat ini dikuasai oleh beberapa pemain besar. Vietnam Airlines JSC dan VietJet Aviation JSC mendominasi pasar domestik maupun internasional. Di sisi lain, Bamboo Airways JSC yang lebih kecil terus memperluas bisnisnya. Dengan kondisi pasar yang kompetitif ini, langkah AirAsia untuk masuk melalui skema akuisisi dinilai sebagai strategi untuk mempercepat proses ekspansi ketimbang membangun bisnis dari awal.

Negosiasi dengan Vietravel menjadi bagian penting dari upaya tersebut. Vietravel sendiri merupakan bagian dari Vietnam Travel & Marketing Transports JSC, perusahaan yang telah lama berkecimpung di sektor pariwisata dan transportasi. Kolaborasi dengan pemain lokal dinilai memberi keuntungan strategis, terutama dalam hal jaringan pasar dan pemahaman regulasi.

Namun, kendala regulasi—terutama batas kepemilikan asing 34%—masih menjadi tantangan tersendiri. AirAsia perlu mencari skema kerja sama yang memungkinkan mereka memiliki pengaruh operasional yang cukup besar tanpa melanggar aturan kepemilikan Vietnam.

Jejak AirAsia di Vietnam: Gagal di 2019, Bangkit Kembali di 2025

Minat AirAsia terhadap pasar Vietnam bukan hal baru. Pada 2019, maskapai ini sempat merencanakan usaha patungan dengan Gumin Co. dan Hai Au Aviation JSC untuk membentuk maskapai berbiaya rendah di negara tersebut. Namun, rencana tersebut kandas sebelum terwujud. Meskipun gagal, Tony Fernandes dan manajemen Capital A tetap menyatakan ketertarikan mereka terhadap pasar Vietnam.

Alasan utamanya jelas: lokasi strategis Vietnam di Asia Tenggara dan potensi pertumbuhan pasar penerbangannya. Dengan arus wisatawan dan mobilitas masyarakat yang terus meningkat, Vietnam menjadi salah satu target ekspansi paling logis bagi maskapai berbiaya rendah seperti AirAsia.

Strategi AirAsia: Masuk Pasar dengan Mitra Lokal

Jika akuisisi Vietravel terealisasi, AirAsia akan memiliki pijakan kuat untuk kembali beroperasi di Vietnam. Skema ini dapat mempercepat ekspansi jaringan rute internasional dan domestik, sekaligus memperluas basis pelanggan mereka di Asia Tenggara.

Dengan pengalaman panjang dalam model low cost carrier, AirAsia diyakini dapat memperkuat pasar penerbangan Vietnam yang selama ini didominasi pemain lokal. Strategi bekerja sama dengan mitra lokal juga memberikan fleksibilitas dalam memenuhi ketentuan regulasi, khususnya batas kepemilikan asing.

Namun, perlu dicatat bahwa proses ini masih dalam tahap awal. Negosiasi dapat berubah sewaktu-waktu atau bahkan batal jika kesepakatan tak tercapai. Meski begitu, langkah ini menegaskan komitmen AirAsia untuk memperluas jangkauan bisnisnya di kawasan.

Prospek Cerah, Tapi Tantangan Besar

Dengan pertumbuhan permintaan perjalanan yang terus meningkat, pasar penerbangan Vietnam diproyeksikan menjadi salah satu yang paling menguntungkan di Asia Tenggara dalam beberapa tahun mendatang. Namun, kompetisi yang ketat dan regulasi kepemilikan asing menjadi faktor krusial yang harus diantisipasi oleh AirAsia.

Jika kesepakatan akuisisi berhasil, ini akan menjadi tonggak penting dalam ekspansi AirAsia pascapandemi. Namun jika gagal, manajemen kemungkinan akan mencari mitra lokal lainnya untuk merealisasikan ambisi lama mereka.

Terkini