Prabowo Dorong Penyesuaian SDM dan Beasiswa LPDP untuk Industri

Senin, 20 Oktober 2025 | 09:33:56 WIB
Prabowo Dorong Penyesuaian SDM dan Beasiswa LPDP untuk Industri

JAKARTA - Penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang selaras dengan arah pertumbuhan industri nasional menjadi perhatian utama Presiden RI Prabowo Subianto. Dalam rapat terbatas mengenai penguatan sektor STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), Prabowo meminta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) untuk memastikan jumlah SDM dan alokasi beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) benar-benar mencerminkan kebutuhan industri masa depan Indonesia.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Brian Yuliarto, menyampaikan bahwa arahan Presiden Prabowo tersebut muncul dalam rapat terbatas di kediaman pribadi Presiden di Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Minggu. 

Dalam kesempatan itu, Prabowo menggarisbawahi pentingnya perencanaan strategis dalam pembangunan SDM yang mendukung agenda ketahanan pangan, ketahanan energi, dan hilirisasi mineral.

“Kami kembali diingatkan untuk menghitung secara cermat SDM-SDM yang dibutuhkan, termasuk juga beasiswa-beasiswa LPDP dan lain-lainnya, itu harus disesuaikan dengan rencana perkembangan industri yang akan muncul di Indonesia, sehingga apa yang dilakukan di perguruan tinggi-perguruan tinggi maupun beasiswa-beasiswa LPDP dan lain-lainnya itu sesuai jumlahnya,” ujar Brian dalam keterangan pers di Kawasan Kertanegara, Jakarta.

Presiden Prabowo menegaskan bahwa perguruan tinggi dan program beasiswa nasional harus mampu menjadi motor penggerak yang melahirkan tenaga kerja siap pakai dan unggul sesuai sektor strategis yang akan dikembangkan pemerintah. 

Ia menilai, pengelolaan sumber daya manusia bukan hanya menyangkut jumlah, tetapi juga kesesuaian kompetensi dengan peta pertumbuhan industri nasional.

Langkah ini juga tidak terlepas dari pelaksanaan sejumlah program prioritas Presiden, seperti program Makan Bergizi Gratis, Desa Nelayan, dan Koperasi Desa Merah Putih. Program-program tersebut membutuhkan dukungan SDM yang berkualitas di berbagai bidang, mulai dari teknologi pertanian, pengelolaan sumber daya laut, hingga inovasi teknologi tepat guna untuk masyarakat desa.

Sejalan dengan arahan tersebut, Kemendiktisaintek tengah merumuskan strategi peningkatan kesiapan SDM di perguruan tinggi. Brian menjelaskan bahwa salah satu fokus utama adalah melakukan pembaruan kurikulum yang mampu mengikuti perkembangan teknologi mutakhir, termasuk pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). 

Menurutnya, integrasi teknologi ke dalam proses pendidikan tinggi menjadi kunci untuk menghasilkan lulusan yang adaptif terhadap perubahan industri.

Pemerintah juga menaruh perhatian khusus pada kebutuhan SDM di sektor pertahanan. Dalam arahannya, Presiden Prabowo meminta agar kesiapan tenaga kerja di bidang STEM turut diarahkan untuk memperkuat kemandirian teknologi pertahanan dalam negeri. “Kita diminta juga menyiapkan berbagai SDM di bidang itu. Apalagi sekarang sektor pertahanan, misalnya, itu pun sangat kental dengan teknologinya. 

Jadi penguasaan-penguasaan teknologi, SDM-SDM, itu harapannya bisa match dengan industri yang akan tumbuh di Indonesia,” kata Brian.

Konteks penguatan SDM ini juga selaras dengan tren global yang menempatkan teknologi sebagai tulang punggung industri masa depan. Baik industri pangan, energi, mineral, maupun pertahanan, seluruhnya kini sangat bergantung pada inovasi teknologi dan SDM yang menguasai keahlian teknis tinggi. 

Oleh karena itu, perencanaan kuota beasiswa LPDP ke depan akan diarahkan lebih fokus untuk bidang-bidang yang mendukung kebutuhan industri strategis nasional.

Dalam rapat terbatas tersebut, sejumlah menteri dan pejabat tinggi negara turut hadir. Di antaranya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Brian Yuliarto, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Mohammad Herindra, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Panglima TNI Jenderal Agus Subianto. 

Kehadiran para pejabat lintas sektor ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam mengintegrasikan kebijakan SDM dengan kebijakan industri, pertahanan, dan teknologi nasional.

Sementara itu, LPDP sebagai lembaga pengelola beasiswa nasional telah menjadi salah satu instrumen penting dalam mencetak talenta unggul Indonesia. Pemerintah berharap, ke depan penyaluran beasiswa ini tidak hanya berorientasi pada kuantitas penerima, tetapi juga diarahkan secara lebih strategis pada bidang-bidang yang memberi dampak langsung terhadap perekonomian dan pembangunan nasional. (Baca juga: LPDP kaji skema kerja sama dengan Danantara guna serap alumni beasiswa).

Pemerintah juga menilai penting untuk menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang responsif terhadap perubahan industri global. Dengan demikian, setiap lulusan perguruan tinggi tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu berinovasi dan menciptakan solusi bagi tantangan nasional. Pendekatan ini sekaligus menjadi jawaban atas tantangan bonus demografi dan kebutuhan tenaga kerja terampil di tengah transformasi ekonomi Indonesia.

Dalam jangka panjang, strategi penyesuaian jumlah SDM dan beasiswa dengan kebutuhan industri ini diharapkan mampu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing bangsa. Perguruan tinggi, lembaga beasiswa, serta sektor industri akan menjadi satu kesatuan ekosistem pembangunan nasional yang saling memperkuat.

Melalui arah kebijakan ini, Presiden Prabowo ingin memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi teknologi global, melainkan juga menjadi produsen inovasi dan tenaga ahli di bidang-bidang strategis. Sinergi antara dunia pendidikan, riset, dan industri pun menjadi pondasi utama menuju kemandirian bangsa di masa depan.

Dengan langkah konkret berupa penyesuaian jumlah SDM dan skema beasiswa LPDP yang lebih terarah, pemerintah berupaya mencetak generasi yang siap berperan dalam berbagai sektor penting. Harapannya, kebijakan ini tidak hanya memperkuat daya saing ekonomi nasional, tetapi juga mendorong lahirnya inovator dan pemimpin teknologi yang mampu membawa Indonesia menjadi kekuatan baru dalam peta industri dunia.

Terkini