Adapundi dan Bank DBS Indonesia Perkuat Sinergi Pembiayaan Digital Inklusif

Kamis, 23 Oktober 2025 | 18:41:37 WIB
Adapundi dan Bank DBS Indonesia Perkuat Sinergi Pembiayaan Digital Inklusif

JAKARTA - Kemitraan strategis antara industri teknologi finansial (fintech) dan perbankan terus menunjukkan peran pentingnya dalam memperluas akses keuangan nasional. Terbaru, PT Info Tekno Siaga (Adapundi) memperpanjang kerja sama dengan Bank DBS Indonesia dalam penyaluran kredit atau loan channeling, menandai langkah berkelanjutan kedua entitas dalam memperluas pendanaan yang inklusif bagi masyarakat Indonesia.

Kerja sama ini sebenarnya sudah terjalin sejak Februari 2024, dan hingga kini telah memberikan dampak signifikan terhadap perluasan akses pembiayaan digital. Melalui kolaborasi tersebut, pendanaan dari Bank DBS Indonesia mampu menopang kebutuhan pembiayaan bagi hampir 30 juta pengguna Adapundi, menunjukkan besarnya skala dan dampak kemitraan ini terhadap inklusi keuangan nasional.

Direktur Adapundi, Achmad Indrawan, menyampaikan bahwa kemitraan ini bukan sekadar kelanjutan dari program sebelumnya, melainkan bentuk penguatan sinergi antara teknologi finansial dan sektor perbankan yang diyakini menjadi pilar utama pembentukan ekosistem pendanaan yang berkelanjutan.

“Perluasan kerja sama ini bukan sekadar kelanjutan, tapi juga penegasan bahwa sinergi teknologi finansial dan perbankan menjadi kunci menciptakan pendanaan yang lebih kuat dan inklusif,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Dorong Pertumbuhan Kredit Digital di Tengah Kebutuhan Pendanaan yang Meningkat

Pertumbuhan kerja sama antara Adapundi dan Bank DBS Indonesia ini sejalan dengan tren positif industri pinjaman daring (P2P lending) di Indonesia. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2025, outstanding pembiayaan di sektor ini naik 25,06% secara tahunan (YoY).

Capaian tersebut menandakan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap akses pendanaan alternatif yang cepat, mudah, dan aman—karakteristik yang menjadi kekuatan utama platform fintech seperti Adapundi.

“Ini menegaskan semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan alternatif pendanaan yang cepat, mudah, dan terpercaya yang mampu dijawab oleh aplikasi pinjaman daring,” lanjut Achmad.

Lebih jauh, ia menambahkan bahwa kerja sama dengan Bank DBS Indonesia memberi peluang besar bagi Adapundi untuk memperluas cakupan pembiayaan hingga ke masyarakat yang selama ini belum tersentuh layanan perbankan konvensional (unbanked dan underbanked).

Dengan pendekatan digital, Adapundi mampu menghadirkan solusi yang efisien sekaligus mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi berbasis inklusi keuangan.

DBS Indonesia Perkuat Komitmen pada Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan

Dari sisi perbankan, Head of Ecosystem & Digital Consumer Banking Group Bank DBS Indonesia, Willy Lawy, menegaskan bahwa kemitraan ini merupakan bagian dari komitmen DBS Indonesia dalam memperluas inklusi finansial di Tanah Air.

Menurutnya, sektor pendanaan digital menawarkan potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di era digital.

“Kolaborasi kami dengan Adapundi mencerminkan komitmen dalam memperluas inklusi finansial di Indonesia. DBS Indonesia sangat ingin membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat dan pelaku usaha, terutama di segmen yang belum terjangkau layanan perbankan,” ujar Willy.

Ia juga menambahkan bahwa DBS Indonesia melihat pertumbuhan pendanaan digital di Indonesia dengan penuh optimisme. Kolaborasi ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan akses keuangan sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

“Melalui kemitraan ini, kami berupaya untuk terus menjadi mitra tepercaya bagi pertumbuhan bisnis sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,” tegasnya.

Langkah ini sejalan dengan strategi ESG (Environmental, Social, and Governance) yang dijalankan Bank DBS secara global, di mana aspek sosial seperti inklusi keuangan menjadi fokus utama dalam mendorong keberlanjutan ekonomi nasional.

Kinerja Adapundi Tetap Solid, Kredit Macet di Level 0%

Keberhasilan Adapundi menjaga kualitas pembiayaan juga menjadi salah satu faktor yang memperkuat kepercayaan mitra seperti Bank DBS Indonesia. Berdasarkan data dari laman resmi perusahaan, Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) Adapundi per Agustus 2025 tercatat di level 100%, yang berarti Tingkat Wanprestasi (TWP90) atau kredit macet berada di 0%.

Kinerja tersebut menunjukkan efektivitas sistem manajemen risiko dan penilaian kredit digital yang diterapkan Adapundi dalam menjaga kepercayaan investor dan stabilitas operasional.

Perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Digital Technologies HK Limited dan PT Info Tekno Selaras ini juga terus mengalami pertumbuhan basis pengguna. Saat ini, Adapundi memiliki 886.000 peminjam aktif (borrower) dengan total outstanding pinjaman mencapai Rp2,87 triliun sejak berdiri pada tahun 2018.

Dengan tingkat pembayaran yang sempurna dan rekam jejak kinerja yang solid, Adapundi berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu platform P2P lending yang paling kredibel di Indonesia.

Kolaborasi Fintech dan Bank Jadi Masa Depan Pembiayaan Nasional

Sinergi antara Adapundi dan Bank DBS Indonesia mencerminkan tren baru dalam ekosistem keuangan digital Indonesia—di mana kolaborasi antara fintech dan perbankan menjadi strategi utama dalam memperluas jangkauan pembiayaan dan meningkatkan efisiensi industri keuangan.

Pendekatan ini diyakini menjadi solusi untuk menjawab tantangan inklusi finansial nasional, terutama bagi masyarakat dan pelaku usaha mikro yang sulit mengakses pinjaman konvensional.

Selain memberikan alternatif pendanaan, kerja sama ini juga memperkuat fondasi pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan, selaras dengan visi pemerintah dalam mendorong transformasi ekonomi digital yang inklusif.

Dengan rekam jejak kinerja yang baik dan dukungan institusi perbankan besar seperti DBS Indonesia, Adapundi berpotensi memperluas penetrasi pendanaan hingga menjangkau jutaan masyarakat di berbagai daerah.

Ke depan, kolaborasi semacam ini diharapkan tidak hanya menjadi alat ekspansi bisnis, tetapi juga menjadi pilar penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional berbasis teknologi finansial.

Terkini