JAKARTA - Di tengah tantangan ekonomi global dan dinamika pasar keuangan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus membuktikan ketangguhannya sebagai bank dengan kinerja solid dan keberpihakan pada ekonomi kerakyatan.
Hingga triwulan III tahun 2025, BRI mencatatkan laba bersih sebesar Rp41,2 triliun, menandai pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan pada seluruh lini bisnisnya.
Kinerja gemilang ini tak hanya mempertegas posisi BRI sebagai bank dengan skala aset terbesar di Tanah Air, tetapi juga menegaskan peran strategisnya dalam memperkuat perekonomian nasional melalui dukungan terhadap UMKM dan sektor produktif.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, dalam Press Conference Kinerja Keuangan Triwulan III 2025 yang digelar di Kantor Pusat BRI, Jakarta. Acara turut dihadiri oleh jajaran direksi seperti Wakil Direktur Utama Agus Noorsanto, Direktur Finance & Strategy Viviana Dyah Ayu, Direktur Micro Akhmad Purwakajaya, serta Direktur Manajemen Risiko Mucharom.
Stabilitas Ekonomi Jadi Landasan Pertumbuhan Kinerja
Dalam paparannya, Hery menjelaskan bahwa pencapaian BRI turut ditopang oleh kondisi makroekonomi Indonesia yang relatif stabil sepanjang 2025. Produk Domestik Bruto (PDB) nasional diproyeksikan tumbuh di atas 5%, dengan inflasi terjaga di sekitar 2,65% dan cadangan devisa yang kuat.
Situasi ini memberikan ruang bagi kebijakan moneter yang lebih longgar serta mendukung stabilitas industri perbankan.
“Dengan kondisi makro ekonomi yang kondusif dan kebijakan moneter positif, prospek pertumbuhan ke depan akan semakin kuat. Kami melihat penurunan cost of fund, perbaikan likuiditas, serta peningkatan permintaan kredit di sektor produktif dan konsumtif,” ujar Hery.
Konsistensi BRI dalam menjaga momentum pertumbuhan terlihat dari peningkatan aset sebesar 8,2% YoY menjadi Rp2.123,4 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 8,2% YoY mencapai Rp1.474,8 triliun.
Penyaluran kredit juga meningkat 6,3% YoY menjadi Rp1.438,1 triliun, menegaskan posisi BRI sebagai penggerak utama pembiayaan ekonomi rakyat.
Mendorong Ekonomi Kerakyatan dan Program Pemerintah
Sebagai bank dengan fokus utama pada ekonomi rakyat, BRI terus memperkuat kontribusinya terhadap berbagai program strategis pemerintah. Hingga September 2025, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah mencapai Rp130,2 triliun kepada 2,8 juta debitur, atau sekitar 74,4% dari total alokasi Rp175 triliun.
Tak hanya itu, BRI juga aktif mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan memberikan layanan perbankan kepada 3.854 Satuan Penyedia Pangan Gizi (SPPG), serta menyalurkan pembiayaan Rp104,4 miliar untuk pembangunan dapur MBG di berbagai wilayah.
BRI juga menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) senilai Rp15,07 triliun bagi 110 ribu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), serta mendukung program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) melalui pembiayaan dan pendampingan koperasi.
Selain itu, BRI turut menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) senilai Rp2,25 triliun kepada 3,7 juta penerima, serta mengelola dana pemerintah Rp55 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang dialokasikan ke berbagai segmen, termasuk mikro dan korporasi.
“Capaian ini memperlihatkan komitmen BRI dalam mendukung kebijakan pemerintah serta memperkuat daya saing sektor produktif,” tegas Hery.
Transformasi Digital Dorong Efisiensi dan Dana Murah
Pencapaian kinerja positif BRI tak lepas dari keberhasilan transformasi bisnis berkelanjutan melalui program “BRIVolution Reignite”, yang fokus pada penguatan pendanaan (funding) dan pengembangan core business yang berkelanjutan.
Pertumbuhan Dana Murah (CASA) menjadi kunci efisiensi biaya dana, di mana komposisi CASA naik menjadi 67,6% dari total DPK. Peningkatan ini didukung oleh strategi penguatan digitalisasi dan optimalisasi kanal transaksi seperti BRImo, Qlola by BRI, dan jaringan BRILink.
Jumlah pengguna aplikasi BRImo naik 19,4% YoY menjadi 44,4 juta user, dengan volume transaksi melonjak 25,6% YoY menjadi Rp5.067,1 triliun.
Sementara Qlola by BRI mencatat volume transaksi Rp9.317 triliun, tumbuh 35,4% YoY.
Transaksi melalui kanal digital kini mencapai 99,4% dari total transaksi BRI, mencerminkan keberhasilan migrasi layanan ke platform yang lebih efisien, cepat, dan aman.
Direktur Finance & Strategy BRI, Viviana Dyah Ayu, menambahkan, “Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI berada di 25,4%, di atas ketentuan regulator. Kondisi ini menunjukkan kemampuan BRI menyerap risiko sekaligus membuka ruang ekspansi bisnis sehat dan berkelanjutan.”
Penguatan Ekosistem Mikro dan Sinergi Holding UMi
Selain transformasi digital, BRI memperkokoh perannya di segmen mikro dan ultra mikro (UMi) melalui sinergi bersama Pegadaian dan PNM. Hingga September 2025, Holding UMi telah menjangkau 34,5 juta debitur aktif dengan 185 juta rekening simpanan mikro.
Direktur Micro BRI, Akhmad Purwakajaya, menjelaskan bahwa BRI terus melakukan business process reengineering untuk meningkatkan efisiensi layanan mikro. “Kami juga memiliki 1.035 outlet SenyuM, serta 3,8 juta nasabah emas dengan total simpanan 13,7 ton, tumbuh 66,9% YoY,” ungkapnya.
Di sisi lain, BRI memperluas jangkauan inklusi keuangan melalui 1,2 juta Agen BRILink yang tersebar di 66 ribu desa, menjangkau lebih dari 80% wilayah Indonesia. Agen-agen ini mencatatkan volume transaksi Rp1.293,5 triliun atau tumbuh 10,6% YoY.
Selain itu, BRI juga menjalankan berbagai program pemberdayaan masyarakat, seperti Desa BRILian (4.909 desa binaan), KlasterkuHidupku (41.715 klaster usaha), serta LinkUMKM yang telah dimanfaatkan oleh 13,6 juta pelaku UMKM.
Wakil Direktur Utama BRI, Agus Noorsanto, menegaskan, “Sinergi BRI Group memperkuat layanan keuangan menyeluruh dan berkontribusi signifikan terhadap laba konsolidasi, yakni 19,9% dari total laba grup.”
BRI Optimistis Terus Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan
Menutup paparannya, Hery Gunardi menegaskan bahwa pertumbuhan BRI bukan sekadar pencapaian finansial, tetapi juga refleksi nyata dari komitmen untuk memberdayakan ekonomi rakyat.
“Didukung semangat Insan BRILiaN dan kepercayaan masyarakat, BRI optimistis mempertahankan kinerja positif dan berkelanjutan, serta terus memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” tutupnya.