Agung Podomoro Fokus Optimalisasi Aset Lewat Penjualan Properti Strategis

Selasa, 23 Desember 2025 | 11:07:14 WIB
Agung Podomoro Fokus Optimalisasi Aset Lewat Penjualan Properti Strategis

JAKARTA - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengambil langkah strategis dengan menjual salah satu aset properti miliknya, yakni Deli Park Mall yang berlokasi di Kota Medan, Sumatra Utara. 

Informasi ini disampaikan melalui keterbukaan informasi tertanggal 22 Desember 2025.

Deli Park Mall dimiliki oleh PT Sinar Menara Deli (SMD), entitas anak APLN, dan dijual kepada PT DPM Assets Indonesia (DPMAI). Transaksi dilakukan melalui Perjanjian Pengikatan Jual Beli yang telah ditandatangani pada 22 Desember 2025.

Direktur APLN, Cesar M Dela Cruz menegaskan bahwa dana hasil penjualan akan didistribusikan melalui dividen dari SMD ke APLN. Transaksi ini dinilai tidak berdampak negatif pada operasi, kondisi keuangan, maupun kelangsungan usaha perusahaan.

Penggunaan Dana dari Transaksi Properti

Dana yang diterima dari penjualan Deli Park Mall akan menjadi modal tambahan yang digunakan untuk memperkuat struktur keuangan APLN. Sebagian besar dana akan dibagikan sebagai dividen dari SMD ke perusahaan induk.

Menurut Cesar M Dela Cruz, langkah ini memungkinkan perusahaan untuk tetap fokus pada pengelolaan dan optimalisasi aset lain yang dimiliki. Penjualan aset non-inti seperti mall ini dinilai sebagai strategi untuk memperkuat posisi likuiditas perseroan.

Selain itu, transaksi ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk menyesuaikan portofolio properti sesuai dengan kondisi pasar dan peluang investasi yang lebih menguntungkan. Strategi ini diharapkan meningkatkan efisiensi dan nilai aset secara keseluruhan.

Langkah Serupa dalam Optimalisasi Aset Lainnya

Sebelumnya, APLN juga melakukan transaksi penjualan saham dan aset lahan kosong melalui anak perusahaan PT Kencana Unggul Sukses (KUS). Aset ini berupa lahan seluas 8 hektar di Bali, yang selama ini disiapkan untuk pengembangan proyek properti baru.

Penjualan tersebut dilakukan kepada PT Puri Dibya Property dan PT Hartons Property Development pada 11 Desember 2025. Transaksi ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memonetisasi aset yang belum memberikan kontribusi langsung terhadap pendapatan.

Dengan mengalihkan kepemilikan lahan dan mall non-inti, APLN berfokus pada pengelolaan aset yang lebih produktif dan strategis. Hal ini juga menjadi langkah perusahaan dalam menyeimbangkan portofolio properti di berbagai wilayah.

Kinerja Keuangan APLN dan Implikasi Strategi

Hingga kuartal III 2025, APLN mencatatkan rugi bersih Rp57,95 miliar, meningkat 40,17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp41,34 miliar. Pendapatan usaha tercatat Rp2,64 triliun, turun 4,7% dari Rp2,77 triliun pada kuartal III 2024.

Meski masih mencatat kerugian, penjualan aset strategis seperti Deli Park Mall diharapkan menambah kas perusahaan dan memperkuat struktur permodalan. Ini menjadi langkah penting untuk menghadapi fluktuasi pasar properti dan memperkuat daya saing.

APLN menekankan bahwa strategi penjualan aset tidak mengubah fokus utama perusahaan dalam mengembangkan proyek-proyek properti residensial dan komersial yang lebih menguntungkan. Optimalisasi aset menjadi kunci untuk memperbaiki kinerja keuangan dalam jangka menengah hingga panjang.

Rencana Ke Depan dan Fokus Perusahaan

Dengan penjualan Deli Park Mall, APLN menunjukkan arah baru dalam strategi bisnisnya, yakni fokus pada optimalisasi aset dan likuiditas. Dana hasil penjualan akan mendukung proyek yang memiliki nilai tambah lebih tinggi dan berkontribusi pada pertumbuhan jangka panjang.

Langkah ini juga mencerminkan adaptasi perusahaan terhadap kondisi pasar properti saat ini, di mana permintaan untuk pusat perbelanjaan cenderung stagnan, sementara aset residensial dan komersial tertentu menawarkan prospek lebih baik.

Ke depan, APLN diharapkan akan terus melakukan evaluasi portofolio, menjual aset non-inti, dan fokus pada pengembangan proyek strategis. Strategi ini diharapkan meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat struktur modal, dan memperbaiki kinerja keuangan secara berkelanjutan.

Terkini