JAKARTA - Langkah berani Como 1907 menggelar laga Serie A kontra AC Milan di Australia Februari 2026 mendatang memantik perdebatan panas. Banyak yang menuding keputusan itu sekadar proyek promosi, bahkan sebagian pemain dan suporter melayangkan kritik keras.
Namun, Como menegaskan, pertandingan bersejarah di Perth tersebut bukan sekadar tontonan, melainkan strategi menyelamatkan masa depan sepak bola Italia.
Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, Serie A mengizinkan sebuah laga resmi digelar di luar negeri. UEFA memang hanya mengeluarkan izin “dengan berat hati”, sembari memperingatkan bahwa langkah ini jangan dijadikan preseden.
Meski demikian, Como tetap berpegang pada keyakinannya: tanpa perubahan berani, Serie A akan semakin tertinggal jauh dari rival utamanya, Premier League.
Krisis Finansial Jadi Latar Belakang
Dalam surat terbuka kepada penggemar, Como menyoroti jurang kesenjangan ekonomi antara Serie A dan liga top Eropa lainnya. Premier League disebut menjadi penguasa pasar global dengan kontrak siaran senilai lebih dari 12 miliar poundsterling untuk periode 2025–2029. Bandingkan dengan Serie A, yang hanya memperoleh sekitar 900 juta euro per tahun dari hak siar domestik, sementara pemasukan internasionalnya bahkan tak sampai 10 persen dari yang diraup liga Inggris.
Kondisi ini membuat banyak klub Italia sulit mempertahankan bintang mereka. Alih-alih bicara soal keserakahan, Como menekankan bahwa mayoritas klub Serie A nyaris tak meraup keuntungan. Situasi finansial yang timpang itu diyakini bisa mengancam kelangsungan hidup liga dalam jangka panjang.
“Kadang, pengorbanan dibutuhkan bukan demi keuntungan pribadi, tetapi demi kebaikan bersama, demi pertumbuhan, dan di atas segalanya, demi kelangsungan liga itu sendiri,” tulis Como dalam pernyataannya.
Laga Bersejarah di Perth
Pertandingan Como melawan AC Milan di Perth dipandang sebagai simbol perlawanan terhadap realitas pahit itu. Bagi Como, ini bukan hanya kesempatan memperluas basis penggemar, tetapi juga upaya mempromosikan kembali daya tarik Serie A di kancah global.
Sejak era 1990-an, Serie A pernah menjadi pusat perhatian dunia, menghadirkan deretan bintang kelas dunia dari Roberto Baggio, Paolo Maldini, hingga Ronaldo Nazário. Namun pamor itu memudar, tersaingi oleh modernisasi dan agresivitas finansial Premier League, La Liga, dan Bundesliga.
Lewat langkah membawa Serie A ke Australia, Como ingin mengirim pesan bahwa sepak bola Italia masih punya daya jual, semangat, dan keindahan yang layak diapresiasi dunia.
Reaksi Pro dan Kontra
Tentu saja keputusan ini tidak datang tanpa penolakan. Sebagian kelompok suporter menilai langkah tersebut bisa mengurangi nilai tradisi Serie A yang kental dengan budaya lokal. Pemain pun ada yang mengeluhkan perjalanan jauh yang berpotensi mengganggu ritme kompetisi.
Namun, Como tetap pada pendiriannya. Klub yang bermarkas di Stadio Giuseppe Sinigaglia itu bahkan menyiapkan kejutan dengan membawa 50 pendukung terpilih ke Perth untuk mendampingi tim. Mereka akan berperan sebagai duta Serie A, menyebarkan semangat kebangkitan liga Italia ke panggung internasional.
“Ini bukan sekadar pertandingan. Ini adalah pernyataan niat, sebuah gerakan untuk menyatukan kembali dunia dengan keindahan dan semangat sepak bola Italia,” lanjut pernyataan resmi klub.
Menatap Masa Depan
Langkah Como jelas penuh risiko, tetapi juga membuka peluang besar. Jika sukses, pertandingan melawan AC Milan di Australia bisa menjadi titik balik cara dunia memandang Serie A. Dukungan global yang meningkat bisa membantu mendongkrak nilai siaran, sponsor, dan komersialisasi, sehingga membantu klub-klub Italia keluar dari krisis finansial.
Di sisi lain, jika gagal, keputusan ini berpotensi memperkuat stigma bahwa Serie A kehilangan identitasnya. Karena itu, tekanan besar berada di pundak Como dan AC Milan untuk menjadikan pertandingan ini bukan hanya ajang formalitas, tetapi sebuah tontonan yang membuktikan kualitas sepak bola Italia masih bertaji.
Bagi Como, kritik keras yang datang bukan alasan untuk mundur. Justru dari perdebatan inilah lahir momentum untuk membicarakan kondisi nyata Serie A yang kian terpinggirkan secara finansial. Pertandingan di Perth nanti adalah simbol harapan sekaligus taruhan besar: apakah Serie A bisa kembali bangkit menuju kejayaan, atau semakin terjebak dalam bayang-bayang liga lain.
Satu hal yang pasti, laga Como vs AC Milan di Australia bukan hanya soal sepak bola. Itu adalah pernyataan tegas bahwa Serie A masih hidup, masih berjuang, dan masih layak diperhitungkan di panggung dunia.