Danantara

Danantara Jadi Kunci Saat Ekonomi RI Tumbuh 7 Persen

Danantara Jadi Kunci Saat Ekonomi RI Tumbuh 7 Persen
Danantara Jadi Kunci Saat Ekonomi RI Tumbuh 7 Persen

JAKARTA - Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dipandang memiliki peran strategis dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional menuju level yang lebih tinggi. 

Pemerintah optimistis, ketika perekonomian Indonesia mampu tumbuh hingga 6–7 persen, Danantara akan berada di posisi “terbang”, menjadi motor utama penggerak investasi dan ekspor nasional.

Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara “1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran” di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis, 16 Oktober 2025. Menurut Airlangga, strategi pertumbuhan ekonomi jangka menengah dan panjang akan menempatkan Danantara sebagai elemen penting dalam mempercepat transformasi ekonomi Indonesia.

“Tetapi berikutnya, kita harus tumbuh 6–7% dan kita berharap di tahun tersebut Danantara sudah tidak di landasan, sudah mulai terbang. Nah ini menjadi kunci,” ujar Airlangga.

Target Pertumbuhan Ekonomi RI 2026 Capai 5,4 Persen

Airlangga menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2026 mencapai 5,4 persen, naik dari target 2025 sebesar 5,2 persen. Setelah target tersebut tercapai, pemerintah akan mendorong percepatan menuju pertumbuhan 6–7 persen, yang akan menjadi momentum strategis bagi Danantara untuk menunjukkan kapasitasnya.

Dengan peran sebagai lembaga pengelola investasi nasional, Danantara diharapkan mampu menarik modal asing, memperluas proyek strategis, serta menciptakan efek berganda terhadap sektor riil, khususnya di bidang industri dan ekspor.

Investasi dan Ekspor Jadi Tulang Punggung Pertumbuhan

Dalam pemaparannya, Airlangga menegaskan bahwa investasi serta ekspor-impor akan menjadi komponen kunci pendorong pertumbuhan ekonomi ke depan. Pemerintah menempatkan dua sektor ini sebagai prioritas utama, termasuk dengan mengakselerasi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di berbagai daerah.

“Kita tahu bahwa nikel kita berhasil meningkatkan salah satu sukses story. Dari 2016 itu eksportnya hanya sekitar US$ 4 miliar. Dan tahun kemarin sudah mencapai US$ 30 miliar. Jadi ini tentu salah satu komponen daripada pertumbuhan ekonomi adalah investasi dan ekspor-impor,” ujar Airlangga.

Kisah sukses hilirisasi nikel menjadi contoh nyata bagaimana kebijakan yang tepat dapat mendorong pertumbuhan ekspor secara signifikan. Pemerintah berharap pendekatan serupa dapat diterapkan pada sektor-sektor strategis lainnya melalui dukungan investasi Danantara.

Strategi Pemerintah Perkuat Ekosistem Ekonomi Desa

Selain mendorong investasi besar, pemerintah juga menyiapkan program strategis di tingkat akar rumput untuk memperkuat basis pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu program unggulan yang disiapkan adalah Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KMP).

Menurut Airlangga, keberadaan koperasi Merah Putih akan meningkatkan perputaran uang di desa secara signifikan. “Sekarang di desa dalam 10 tahun terakhir anggarannya adalah Rp 1 miliar. Tetapi dengan koperasi merah putih anggarannya ini akan naik 4 kali, sekitar Rp 4 miliar. 

Tentu dengan uang yang beredar baik dari koperasi merah putih dan MBG akan menimbulkan ekosistem baru, di mana ekosistem baru tersebut termasuk para vendor di sektor tersebut,” jelasnya.

Langkah ini mencerminkan strategi pertumbuhan inklusif pemerintah, di mana pembangunan ekonomi tidak hanya bertumpu pada pusat, tetapi juga menguatkan pondasi ekonomi di desa dan kelurahan.

Danantara Jadi Pilar Transformasi Menuju Ekonomi 7 Persen

Pemerintah menempatkan Danantara sebagai pilar utama dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 7 persen. Dengan dukungan regulasi yang semakin ramah investasi, infrastruktur yang terus diperkuat, dan ekspansi kawasan industri serta KEK, Danantara diharapkan mampu mengorkestrasi aliran investasi yang masif ke dalam negeri.

Fungsi strategis Danantara mencakup pembiayaan proyek-proyek jangka panjang, mendorong kemitraan publik-swasta (PPP), serta memperluas jangkauan proyek hilirisasi. Kombinasi peran ini diproyeksikan menciptakan efek pengganda ekonomi di berbagai sektor produktif.

Pemerintah juga melihat momentum ini sebagai bagian dari transformasi struktural ekonomi nasional, di mana ketergantungan pada konsumsi domestik akan mulai berimbang dengan kontribusi investasi dan ekspor. Hal ini akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tangguh terhadap guncangan global.

Optimisme Pemerintah Hadapi Tantangan Ekonomi Global

Meskipun tantangan global seperti ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi harga komoditas masih membayangi, pemerintah meyakini pondasi ekonomi nasional cukup kuat untuk menjaga tren pertumbuhan.

Dengan dukungan investasi dari Danantara, peningkatan kapasitas ekspor, serta ekosistem ekonomi desa yang semakin produktif, target pertumbuhan ekonomi 6–7 persen bukan lagi sekadar ambisi, melainkan sesuatu yang dapat dicapai secara terukur dan strategis.

“Danantara akan memainkan peran penting sebagai katalis pertumbuhan ekonomi nasional. Saat pertumbuhan mencapai 6–7 persen, Danantara tidak lagi berada di landasan, tetapi sudah mulai terbang tinggi,” tegas Airlangga.

Dengan strategi terintegrasi antara investasi besar dan penguatan ekonomi desa, pemerintah berharap Danantara dapat menjadi penggerak utama transformasi ekonomi Indonesia, membuka peluang kerja baru, memperkuat daya saing ekspor, dan membawa perekonomian RI menuju pertumbuhan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index