IHSG

IHSG Melemah ke Level 8.100, Investor Cermati Arah Pasar

IHSG Melemah ke Level 8.100, Investor Cermati Arah Pasar
IHSG Melemah ke Level 8.100, Investor Cermati Arah Pasar

JAKARTA - Menjelang akhir pekan, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berada di zona merah setelah sempat menunjukkan penguatan stabil dalam beberapa waktu terakhir. Pada pembukaan perdagangan Jumat pagi, 17 Oktober 2025, indeks terpantau bergerak melemah dan menembus level 8.100-an, menandakan tekanan jual mulai terasa di pasar saham domestik.

Berdasarkan data dari RTI, pukul 09.05 WIB IHSG tercatat berada di posisi 8.100,12 atau turun 0,30% setara dengan 24,62 poin. Pada sesi pembukaan, indeks sempat dibuka di level 8.132,74, namun tidak mampu bertahan lama di zona hijau. Dalam rentang perdagangannya, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 8.140,59, sebelum kemudian turun ke titik terendah di 8.094,98.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa sentimen investor masih cenderung berhati-hati menjelang penutupan pekan. Beberapa analis menilai, pelemahan ini merupakan bentuk aksi ambil untung (profit taking) setelah penguatan signifikan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. 

Pelaku pasar tampaknya memilih menahan diri sembari menanti arah baru dari faktor eksternal, terutama dari pergerakan dolar AS dan kebijakan suku bunga global.

Dari sisi aktivitas perdagangan, volume transaksi di pasar saham pagi ini tercatat cukup tinggi. Data menunjukkan sebanyak 3,409 miliar saham berpindah tangan dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,28 triliun. Sementara itu, frekuensi transaksi tercatat sebanyak 205.368 kali, menandakan masih aktifnya minat investor meski indeks berada di zona merah.

Jika dilihat dari performa jangka pendek, IHSG mengalami penurunan mingguan sebesar 1,90%. Namun, secara lebih luas, tren penguatan masih terlihat kuat. Dalam tiga bulan terakhir, IHSG mencatat kenaikan 12,64%, sementara sepanjang tahun berjalan (year-to-date) indeks telah menguat 14,42%. Angka ini menunjukkan bahwa meski terjadi koreksi harian, pasar saham Indonesia masih berada dalam fase positif sepanjang 2025.

Bahkan, jika ditarik lebih jauh, performa IHSG dalam enam bulan terakhir menunjukkan penguatan signifikan hingga 29,91%. Secara bulanan, indeks juga masih membukukan kenaikan 0,62%, menandakan adanya optimisme jangka menengah di kalangan investor terhadap fundamental ekonomi domestik.

Penguatan IHSG dalam jangka menengah ini didorong oleh berbagai faktor, antara lain stabilnya pertumbuhan ekonomi nasional, inflasi yang terkendali, serta aliran modal asing (capital inflow) yang kembali masuk ke pasar modal Indonesia. 

Meski begitu, tekanan global masih menjadi tantangan tersendiri, terutama dari ketidakpastian arah kebijakan suku bunga bank sentral AS (The Federal Reserve) dan pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.

Para analis menilai, pelemahan IHSG pagi ini merupakan hal yang wajar setelah tren penguatan panjang. Investor ritel dan institusi kemungkinan melakukan reposisi portofolio menjelang akhir pekan untuk mengantisipasi potensi volatilitas eksternal.

Sementara itu, sektor-sektor seperti perbankan, pertambangan, dan konsumer defensif disebut menjadi penyumbang terbesar pergerakan IHSG hari ini. Saham-saham blue chip yang sebelumnya menjadi penopang penguatan indeks tampak mengalami tekanan jual, terutama dari investor asing yang mencatatkan aksi jual bersih (net sell) dalam dua sesi terakhir.

Di sisi lain, sejumlah saham sektor teknologi dan energi masih menunjukkan perlawanan di tengah tekanan pasar. Beberapa investor memanfaatkan momentum koreksi ini untuk melakukan akumulasi, terutama pada saham-saham berfundamental kuat yang memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang.

Secara teknikal, analis memperkirakan area 8.080–8.100 menjadi level support penting yang perlu diperhatikan oleh pelaku pasar. Jika level ini mampu bertahan, maka IHSG berpotensi rebound dan kembali ke zona 8.200 dalam waktu dekat. Namun jika tekanan jual berlanjut, bukan tidak mungkin indeks akan terkoreksi lebih dalam menuju area 8.000.

Dengan kondisi tersebut, para investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan selektif dalam menentukan posisi. Fokus sebaiknya diarahkan pada saham-saham berfundamental kuat yang memiliki potensi pertumbuhan stabil di tengah fluktuasi pasar global.

Meski IHSG pagi ini berada di zona merah, tren jangka menengah dan panjang pasar saham Indonesia masih menunjukkan arah positif. Koreksi yang terjadi dapat menjadi kesempatan bagi investor jangka panjang untuk masuk kembali ke pasar dengan harga yang lebih menarik.

Secara keseluruhan, pelemahan IHSG menuju level 8.100 ini mencerminkan dinamika alami pasar yang dipengaruhi oleh aksi ambil untung menjelang akhir pekan. Namun di balik koreksi tersebut, kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia tetap terjaga, didukung oleh fundamental ekonomi yang solid dan prospek pertumbuhan yang masih menjanjikan hingga akhir tahun.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index