JAKARTA - Pelatih Bali United, Johnny Jansen, mulai merasakan langsung kerasnya iklim sepak bola Indonesia. Ia tak menampik bahwa menangani tim di BRI Super League jauh lebih menantang dibandingkan pengalamannya melatih di Eropa.
Jansen, yang baru menapaki musim perdananya bersama Serdadu Tridatu, secara terbuka mengakui bahwa proses adaptasinya belum berjalan mulus. Menurutnya, sepak bola Indonesia memiliki dinamika dan karakteristik yang berbeda, baik dari segi permainan maupun mentalitas pemain.
“Waktu saya menjalani kompetisi di sini, saya merasa situasi akan menjadi sulit. Sekarang performa kami terkadang bagus dan terkadang menurun. Kami bisa memenangkan bola dan kadang cepat sekali kehilangan bola,” ujar Jansen dikutip dari laman resmi klub.
Pernyataan jujur ini menjadi gambaran bahwa pelatih asal Belanda tersebut tengah berjuang menemukan keseimbangan antara filosofi sepak bola Eropa yang ia bawa dan realitas lapangan yang dihadapi di Indonesia.
Pelatih Belanda Masih Belum Menemukan Sentuhan di Indonesia
Fenomena kesulitan adaptasi pelatih asal Belanda bukan hanya dialami oleh Johnny Jansen. Beberapa nama senegaranya yang juga menukangi klub atau tim nasional di Indonesia mengalami nasib serupa.
Patrick Kluivert, misalnya, harus mengakhiri masa kerjanya lebih cepat setelah gagal membawa Timnas Indonesia melangkah ke Piala Dunia 2026. Di level klub, pelatih seperti Jan Ole Riekerink dan Peter de Rio juga masih belum mampu menunjukkan hasil yang memuaskan.
Persis Solo, tim yang dibesut Peter de Rio, bahkan masih terdampar di peringkat ke-17 klasemen sementara dengan hanya lima poin. Sedangkan Bali United, di bawah asuhan Jansen, baru mengumpulkan sembilan poin dari tujuh laga dan duduk di posisi ke-11.
Situasi ini menegaskan bahwa kultur sepak bola Indonesia memang punya kompleksitas tersendiri — mulai dari ritme pertandingan, gaya bermain, hingga aspek non-teknis seperti pola hidup pemain.
Jansen: “Kami Harus Cepat Beradaptasi dan Berubah”
Johnny Jansen mengakui bahwa timnya masih belum konsisten. Dalam beberapa pertandingan, Bali United mampu tampil dominan, tetapi pada laga berikutnya justru kehilangan ritme permainan.
“Kami harus cepat melakukan transisi perubahan dalam pertandingan,” ungkap Jansen.
Ia menilai bahwa kecepatan dalam beradaptasi menjadi kunci agar Bali United bisa tampil stabil di tengah kompetisi yang sangat kompetitif. Namun, adaptasi bukan hanya soal taktik dan teknik. Pelatih berusia 49 tahun itu juga menyoroti perbedaan mendasar dalam kebiasaan hidup para pemain Indonesia.
“Kebiasaan hidup pemain di Indonesia berbeda dibandingkan dengan di Eropa, terutama di Belanda. Untuk di sini, saya harus bisa memberikan energi yang positif, pola latihan yang baik, dan pemahaman tentang sepak bola,” jelasnya.
Menurut Jansen, membangun fondasi profesionalisme pemain merupakan pekerjaan yang memerlukan waktu. Ia ingin menanamkan disiplin dalam hal istirahat, nutrisi, serta fokus saat berlatih.
“Namun semua itu harus pelan-pelan berlangsung dan dapat dipahami oleh semua pemain. Kami juga perlu mengarahkan pemain untuk menjaga waktu istirahat dan pola makan mereka. Situasi ini tentu tidak mudah, terutama untuk pemain muda yang perlu diberikan pemahaman agar maksimal,” lanjutnya.
Menantap Laga Berikutnya: Bali United vs Persijap Jepara
Setelah melewati pekan-pekan awal dengan hasil naik-turun, Bali United kini fokus menatap laga tandang menghadapi Persijap Jepara di Stadion Gelora Bumi Kartini.
Pertandingan ini menjadi kesempatan bagi Jansen untuk memperbaiki tren performa tim setelah kemenangan meyakinkan 3-1 atas Semen Padang di pekan sebelumnya.
Meski begitu, Bali United harus menghadapi laga tersebut dengan skuad yang tidak sepenuhnya fit. Dua pemain penting, Mirza Mustafic dan Reyner Barusu, dipastikan absen karena cedera. Mirza mengalami dislokasi bahu, sementara Reyner harus menepi akibat cedera pergelangan kaki.
Situasi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Jansen, namun sang pelatih memilih untuk fokus pada pemain yang siap tampil.
“Saya selalu berkata kepada para pemain untuk memberikan 100 persen di latihan dan pertandingan. Semua pihak terkait di tim sangat berhubungan untuk saling membantu mengembangkan tim ini menjadi lebih baik,” tegasnya.
Proses Panjang Menuju Konsistensi
Meski hasil Bali United sejauh ini belum stabil, Johnny Jansen menilai perkembangan timnya berjalan ke arah yang positif. Ia percaya proses adaptasi akan membuahkan hasil jika seluruh elemen tim bisa bekerja dalam satu visi.
Bagi Jansen, tantangan terbesar bukan semata-mata soal strategi atau kualitas lawan, melainkan bagaimana membangun mentalitas dan profesionalisme di level yang sama dengan standar internasional.
Kehadirannya di Indonesia membawa semangat baru bagi Bali United untuk menata ulang fondasi permainan mereka. Sebagai pelatih yang pernah membesut SC Heerenveen dan PEC Zwolle di Eredivisie, Jansen dikenal memiliki pendekatan taktis berbasis penguasaan bola dan transisi cepat — gaya yang kini berusaha ia tanamkan di skuad Serdadu Tridatu.
Namun, ia sadar bahwa penerapan sistem tersebut membutuhkan waktu. Adaptasi para pemain lokal terhadap intensitas latihan dan disiplin ala Eropa tidak bisa dilakukan secara instan.
“Semua itu harus pelan-pelan berlangsung dan dapat dipahami oleh semua pemain,” katanya menegaskan.
Tantangan Pelatih Asing di Indonesia
Kasus Johnny Jansen memperpanjang daftar pelatih asing yang menghadapi tantangan unik di sepak bola Indonesia. Selain perbedaan iklim dan fasilitas, banyak pelatih luar negeri harus menyesuaikan diri dengan karakter pemain lokal yang memiliki gaya bermain spontan dan penuh improvisasi.
Beberapa pengamat bahkan menilai, kesuksesan pelatih asing di Indonesia tak hanya ditentukan oleh kemampuan taktik, tetapi juga oleh sejauh mana mereka bisa memahami budaya sepak bola lokal dan karakter masyarakatnya.
Johnny Jansen tampaknya menyadari hal itu sejak awal. Ia tidak ingin memaksakan perubahan secara drastis, melainkan membangun fondasi jangka panjang yang berorientasi pada pembinaan dan kedisiplinan.
Optimisme Menatap ke Depan
Meski dihadapkan pada banyak rintangan, Jansen tetap menunjukkan optimisme tinggi. Ia yakin, Bali United akan tampil lebih baik seiring berjalannya waktu dan meningkatnya pemahaman pemain terhadap filosofi yang ia bawa.
“Saya harus bisa memberikan energi positif dan pola latihan yang baik,” ucapnya.
Dengan semangat yang sama, Jansen berharap seluruh elemen klub — dari staf pelatih hingga pemain muda — bisa terus berkembang bersama demi mengembalikan Bali United ke papan atas klasemen.
Dan dari pengakuannya yang jujur, satu hal menjadi jelas: sepak bola Indonesia bukanlah tempat yang mudah bagi pelatih mana pun, tetapi bagi mereka yang sabar dan berkomitmen, peluang untuk berhasil selalu terbuka.