Louis van Gaal

Louis van Gaal Latih Timnas Indonesia? Usia Jadi Kendala

Louis van Gaal Latih Timnas Indonesia? Usia Jadi Kendala
Louis van Gaal Latih Timnas Indonesia? Usia Jadi Kendala

JAKARTA - Setiap kali kursi pelatih Timnas Indonesia kosong, publik selalu menebak-nebak siapa sosok yang akan dipilih PSSI. Nama besar kerap muncul dalam spekulasi, termasuk kali ini: Louis van Gaal, pelatih legendaris asal Belanda yang pernah menangani klub-klub elite seperti Barcelona, Bayern Munchen, dan Manchester United.

Meski reputasinya tak terbantahkan, wacana penunjukan Van Gaal sebagai penerus Patrick Kluivert menimbulkan perdebatan besar. Pasalnya, faktor usia dan kondisi kesehatan mantan pelatih Timnas Belanda tersebut membuat banyak pihak meragukan kemungkinan nyata kehadirannya di Indonesia.

Kapasitas Louis van Gaal Tidak Diragukan

Bicara soal kapasitas, Louis van Gaal tentu punya kredibilitas tinggi. Ia dikenal sebagai salah satu pelatih paling berpengaruh dalam sepak bola modern. Dalam tiga periode berbeda bersama Timnas Belanda, Van Gaal mencatatkan prestasi gemilang, termasuk membawa De Oranje tampil solid di Piala Dunia.

Selain itu, saat ini Timnas Indonesia masih dihuni oleh beberapa pelatih asal Belanda seperti Simon Tahamata, yang bisa menjadi jembatan jika PSSI benar-benar ingin mendatangkan sosok besar seperti Van Gaal. Dari sisi pengalaman dan kualitas, pria berusia 74 tahun ini jelas berada di level tertinggi.

Namun, pertanyaannya: apakah faktor tersebut cukup untuk mengabaikan kondisi usianya yang sudah senja?

Usia dan Kondisi Kesehatan Jadi Sorotan

Menurut pengamat sepak bola nasional, Anton Sanjoyo, isu usia menjadi penghalang utama. “Louis van Gaal ini kan selalu dihubung-hubungkan dengan Timnas Indonesia. Bahkan tadi dikatakan juga di narasi di Kompas TV kan, 10 tahun lalu juga dia menolak. Tapi yang saya amati sekarang Van Gaal ini kan usianya sudah sangat sepuh ya, 74 tahun,” ujarnya.

Selain usia, kondisi kesehatan Van Gaal juga sempat menjadi sorotan. Ia pernah mengumumkan mengidap kanker prostat, meski kemudian menyatakan sudah sembuh. Usai gagal membawa Belanda melangkah lebih jauh di Piala Dunia 2022, Van Gaal tak lagi aktif di lapangan, hanya berperan sebagai penasihat teknis di Ajax Amsterdam.

“Dia juga menderita cancer ya kan, meskipun dia bilang sudah sembuh. Dan terakhir kan dia setelah mundur dari Timnas Belanda pasca kegagalan di Piala Dunia 2022, dia kan hanya jadi penasihat teknislah gitu kira-kira di Ajax, klub yang paling moncerlah di Belanda,” tambah Anton.

Dengan latar belakang tersebut, sulit membayangkan Van Gaal akan kembali ke lapangan untuk melatih sebuah tim, apalagi Timnas Indonesia yang membutuhkan intensitas tinggi.

Lebih Banyak di Rumah, Minim Aktivitas Lapangan

Anton Sanjoyo juga menyoroti pola aktivitas Van Gaal saat ini. Menurutnya, Van Gaal sudah lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Meski masih terlibat dalam sepak bola, perannya terbatas dan lebih sering dilakukan secara daring.

“Tapi saya dengar juga dia kerjanya lebih banyak remote, lebih banyak dari rumah gitu loh. Memberi nasihatnya ya lewat zoom. Pokoknya dia tidak banyak di lapangan. Jadi kalau saya, enggak mungkinlah,” ungkap Anton.

Situasi ini membuat peluang Van Gaal untuk benar-benar turun tangan melatih Garuda sangat kecil. Untuk sebuah tim nasional yang masih terus berkembang, dibutuhkan sosok pelatih yang aktif, energik, dan mampu bekerja langsung dengan pemain di lapangan.

Alternatif Nama Lain dari Belanda

Meski peluang mendatangkan Van Gaal tampak tipis, Indonesia sebenarnya masih memiliki beberapa opsi lain dari Belanda. Ada Simon Tahamata, Alexander Zwiers, hingga Jordi Cruyff yang dinilai bisa menjadi kandidat.

“Masih ada Simon Tahamata, masih ada Alexander Zwiers, masih ada Jordi Cruyff. Jadi ya kalau misalnya dia (Van Gaal) ya bagus-bagus aja sih gitu. Apalagi kan dia high profile gitu, sudah nangani banyak tim,” tutup Anton Sanjoyo.

Pernyataan ini menegaskan bahwa Van Gaal lebih cocok menjadi sosok simbolis atau penasihat ketimbang benar-benar duduk di kursi pelatih utama Timnas Indonesia.

Nama besar Louis van Gaal memang selalu memikat imajinasi pecinta sepak bola Indonesia. Reputasinya sebagai pelatih papan atas dunia tentu menghadirkan kebanggaan jika benar-benar bisa bekerja di Tanah Air. Namun, realitas menunjukkan bahwa faktor usia dan kondisi fisiknya yang sudah terbatas menjadi penghalang terbesar.

Dengan kebutuhan Timnas Indonesia akan pelatih yang aktif, energik, dan siap membangun proyek jangka panjang, peluang Van Gaal untuk mengisi kursi panas Garuda tampaknya sangat kecil. PSSI mungkin lebih realistis untuk mempertimbangkan kandidat lain yang lebih muda, segar, dan siap bekerja penuh waktu bersama Timnas.

Pada akhirnya, spekulasi soal Van Gaal menegaskan satu hal: publik Indonesia menginginkan pelatih dengan nama besar dan pengalaman luas. Namun, tantangan terbesar adalah mencari sosok yang tidak hanya punya reputasi, tetapi juga kesiapan penuh untuk mengabdi di lapangan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index