Liga Inggris

5 Pemain Pinjaman Gagal di Liga Inggris Sepanjang Masa

5 Pemain Pinjaman Gagal di Liga Inggris Sepanjang Masa
5 Pemain Pinjaman Gagal di Liga Inggris Sepanjang Masa

JAKARTA - Transfer pinjaman dalam sepak bola kerap dipandang sebagai solusi cerdas bagi klub—murah, fleksibel, dan minim risiko. Klub dapat menguji performa pemain tanpa harus mengeluarkan biaya transfer besar, sementara pemain diberi kesempatan membuktikan diri. Namun, tidak semua cerita pinjaman berakhir manis. 

Dalam banyak kasus, para pemain gagal beradaptasi, tidak tampil sesuai ekspektasi, bahkan menjadi beban bagi tim.

Hal tersebut sering terjadi di Liga Inggris, kompetisi yang dikenal sangat kompetitif. Para pemain yang tampil gemilang di liga lain belum tentu langsung bisa beradaptasi dengan cepat di Premier League, terutama ketika masa pinjaman hanya enam bulan atau satu musim. Waktu singkat sering menjadi kendala besar bagi mereka untuk benar-benar menunjukkan kemampuan terbaik.

Kali ini, Bola.com merangkum lima pemain pinjaman terburuk di Liga Inggris, yang sempat datang dengan ekspektasi tinggi, namun pergi tanpa jejak berarti.

Gonzalo Higuain — Tak Bisa Lepas dari Kutukan Nomor 9 Chelsea

Gonzalo Higuain menjadi contoh nyata bagaimana status bintang besar di liga lain belum tentu menjamin kesuksesan di Premier League. Didatangkan Chelsea dari Juventus pada musim 2018/2019, bomber asal Argentina itu diharapkan mampu mengulang kejayaan saat diasuh Maurizio Sarri di Napoli. Sayangnya, reuni tersebut tidak berjalan sesuai rencana.

Dalam 18 pertandingan, Higuain hanya mampu mencetak lima gol. Penampilannya jauh dari ekspektasi publik Stamford Bridge. Padahal, The Blues rela mengeluarkan biaya pinjaman sebesar £6,67 juta untuk membawanya ke London.

Tanda-tanda kegagalannya sebenarnya sudah terlihat sejak awal musim, saat ia juga kesulitan bersama AC Milan. Setelah masa pinjaman berakhir, Chelsea pun tidak melanjutkan kontraknya, dan Higuain kembali ke Juventus. Kutukan nomor 9 di Chelsea kembali berlanjut, dan Higuain menjadi salah satu korbannya.

Saul Niguez — Gagal Adaptasi di Tengah Gemerlap Stamford Bridge

Masih dari Chelsea, Saul Niguez juga menjadi salah satu pemain pinjaman yang gagal bersinar. Gelandang asal Spanyol itu didatangkan dari Atletico Madrid pada tahun 2021 dengan biaya pinjaman £4,28 juta. Ia datang dengan reputasi besar sebagai pemain yang sarat pengalaman dan koleksi trofi bergengsi.

Namun, Saul tidak pernah benar-benar nyetel dengan ritme permainan Premier League. Ia kesulitan bersaing dengan gelandang-gelandang mapan seperti N’Golo Kante dan Jorginho. Saul hanya bermain 10 kali di liga dan menjadi starter dalam lima pertandingan saja sepanjang musim.

Chelsea pun memilih tak mempermanenkan kontraknya, dan sang pemain kembali ke Atletico Madrid. Transfer pinjaman ini menjadi salah satu kegagalan terbesar The Blues dalam beberapa tahun terakhir.

Radamel Falcao — Dua Klub Besar, Dua Cerita Gagal

Radamel Falcao pernah menjadi salah satu striker paling mematikan di Eropa. Namun, masa pinjamannya di Inggris justru menjadi babak suram dalam kariernya. Didatangkan Manchester United pada tahun 2014, Falcao hanya mencetak empat gol dalam 29 pertandingan.

Meskipun tampil mengecewakan di Old Trafford, Chelsea tetap memberinya kesempatan kedua semusim kemudian. Sayangnya, hasilnya bahkan lebih buruk. The Blues membayar £5,9 juta untuk masa pinjaman, tetapi Falcao hanya mencetak satu gol tanpa assist dalam 12 pertandingan.

Ekspektasi besar berubah menjadi kekecewaan mendalam. Falcao gagal menemukan kembali ketajamannya, dan Premier League menjadi babak pahit dalam perjalanan kariernya.

Alexandre Pato — Bintang Brasil yang Datang Tanpa Dampak

Alexandre Pato pernah digadang-gadang sebagai salah satu penyerang muda paling berbakat di dunia. Namun, masa pinjamannya di Chelsea menjadi catatan ironis. Datang pada Januari 2016 dengan status pinjaman, Pato hanya bermain dalam dua pertandingan untuk The Blues.

Pemain asal Brasil ini sebenarnya mencetak satu gol dari titik penalti pada debutnya. Namun, kondisi fisiknya yang kurang fit membuatnya tak lagi dipercaya tampil. Padahal, Chelsea harus menanggung gajinya sebesar £300 ribu per minggu selama enam bulan masa pinjaman.

Dengan minim kontribusi, Chelsea tentu menolak mempermanenkan kontraknya seharga £12 juta. Pato pun meninggalkan Premier League tanpa kesan mendalam, hanya menyisakan cerita sebagai transfer pinjaman yang gagal.

Steven Caulker — Bek yang Malah Jadi Striker Dadakan

Kisah paling unik datang dari Steven Caulker. Pada Januari 2016, Liverpool mendatangkannya dengan status pinjaman dari Queens Park Rangers. Keputusan ini diambil setelah sederet cedera melanda lini belakang The Reds, sehingga mereka membutuhkan solusi darurat.

Yang mengejutkan, Caulker justru lebih sering dimainkan sebagai striker ketimbang bek tengah. Dalam dua dari empat penampilannya, Jurgen Klopp memasukkannya dari bangku cadangan untuk berperan sebagai penyerang. Meskipun langkah ini sempat menjadi sorotan unik, kontribusi Caulker tetap minim, dan masa pinjamannya berakhir tanpa kesan berarti.

Transfer ini menjadi salah satu momen paling aneh dalam sejarah pinjaman Liverpool, menunjukkan bagaimana keputusan darurat tak selalu berbuah manis.

Pinjaman Tak Menjamin Sukses

Kelima kisah di atas menunjukkan bahwa transfer pinjaman bukanlah jaminan sukses. Meski memberi fleksibilitas finansial dan kesempatan bagi pemain untuk membuktikan diri, banyak faktor yang menentukan hasil akhirnya: adaptasi cepat, kondisi fisik, hingga taktik pelatih.

Higuain, Saul, Falcao, Pato, dan Caulker adalah contoh nyata bahwa pemain dengan reputasi besar pun bisa gagal ketika tak cocok dengan lingkungan barunya. Liga Inggris yang menuntut kecepatan dan intensitas tinggi sering menjadi ujian berat bagi pemain-pemain luar.

Bagi klub, transfer pinjaman bisa menjadi langkah cerdas—tapi juga bisa jadi perjudian besar yang tak selalu memberikan hasil sesuai harapan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index