PGAS

PGAS Optimistis Jaga Kinerja Positif di Tengah Volatilitas

PGAS Optimistis Jaga Kinerja Positif di Tengah Volatilitas
PGAS Optimistis Jaga Kinerja Positif di Tengah Volatilitas

JAKARTA - Di tengah dinamika harga gas alam dunia yang cenderung berfluktuasi, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menunjukkan ketahanan bisnis yang cukup kuat. Emiten energi pelat merah ini diyakini tetap mampu menjaga kinerja operasional positif, lantaran model bisnisnya tidak sepenuhnya bergantung pada pergerakan harga gas global.

Berdasarkan data Trading Economics, harga gas alam dunia berada di kisaran US$ 3,00 per MMBTU, naik tipis 2,38% dibandingkan hari sebelumnya. Namun, dalam sepekan terakhir harga komoditas ini masih tertekan, melemah 3,16%. Secara year to date (ytd), harga gas global bahkan sudah terkoreksi hingga 17,20%.

Bisnis PGAS Relatif Tahan terhadap Volatilitas Global

Corporate Secretary PGAS, Fajriyah Usman, menegaskan volatilitas harga gas internasional tidak memberikan dampak langsung bagi perusahaan. Hal ini karena mekanisme penetapan harga gas di Indonesia tidak mengikuti harga spot global, melainkan ditetapkan pemerintah bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) berdasarkan keekonomian sumur.

“PGN terus menjalankan langkah efisiensi, optimalisasi rantai pasok, dan penguatan infrastruktur untuk menjaga keandalan layanan,” ujarnya.

Sistem harga gas di dalam negeri yang bersifat fixed price (harga tetap) memberi kepastian bagi PGAS dalam merencanakan bisnis jangka panjang, berbeda dengan perusahaan energi lain yang kerap terdampak oleh perubahan harga di pasar dunia.

Pendapatan Tumbuh, Laba Masih Tertekan

Sepanjang semester I-2025, PGAS membukukan pendapatan sebesar US$ 1,94 miliar, tumbuh 5,43% secara tahunan (year on year/yoy). Namun, laba bersih justru mengalami tekanan, turun 22,60% yoy menjadi US$ 144,42 juta.

Kondisi ini mencerminkan adanya beban operasional dan faktor eksternal yang memengaruhi margin keuntungan. Meski demikian, manajemen PGAS tetap optimistis terhadap prospek hingga akhir 2025 dengan fokus pada efisiensi, ekspansi infrastruktur gas, serta diversifikasi layanan.

Prospek Positif dari Diversifikasi Produk

Menurut Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, karakteristik harga gas dalam negeri yang stabil membuat PGAS memiliki keleluasaan dalam mengembangkan portofolio bisnis.

Selain mendistribusikan gas melalui jaringan pipa transmisi untuk industri maupun rumah tangga, PGAS juga menjual gas dalam bentuk Liquified Natural Gas (LNG) dan Compressed Natural Gas (CNG).

“PGAS dapat memaksimalkan pendapatannya dari segmen LNG dan CNG yang memiliki permintaan tinggi,” kata Nafan.

Diversifikasi ini membuat PGAS tidak hanya mengandalkan satu jenis pasar, melainkan mampu menjangkau segmen yang lebih luas, termasuk industri yang membutuhkan fleksibilitas pasokan energi.

Pentingnya Kontrak Jangka Panjang dan Hedging

Meski cukup tahan terhadap volatilitas harga global, analis juga mengingatkan PGAS untuk memperkuat strategi bisnis ke depan. Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menyarankan agar PGAS memperluas kontrak jangka panjang dengan pelanggan serta memperkuat strategi hedging (lindung nilai).

Menurut Indy, strategi tersebut dapat menjaga kepastian pendapatan sekaligus menekan risiko di tengah fluktuasi pasar energi global. Ia menambahkan bahwa kemampuan PGAS dalam menjaga harga jual dan margin keuntungan juga perlu mendapat perhatian.

“PGAS sendiri dipercaya punya peluang untuk mencatatkan kinerja lebih baik seiring tingginya volume distribusi gas bumi, ditambah lagi emiten tersebut juga gencar berekspansi menambah jaringan pipa gas bumi,” imbuhnya.

Rekomendasi Saham PGAS dari Analis

Dari sisi investasi, saham PGAS dinilai masih menarik. Indy menilai valuasi PGAS relatif murah dan memiliki nilai tambah berupa pembagian dividen yang cukup royal.

Bagi investor konservatif, ia menyarankan strategi buy on weakness dengan target harga di level Rp 1.800 per saham.

Sementara itu, Nafan dari Mirae Asset Sekuritas memberikan rekomendasi lebih hati-hati. Menurutnya, investor sebaiknya wait and see terlebih dahulu, sambil menunggu perkembangan kinerja keuangan kuartal berikutnya.

Pada perdagangan, saham PGAS ditutup di level Rp 1.620 per saham, melemah 0,31% dari hari sebelumnya. Meski begitu, sejak awal tahun saham ini masih mencatat kenaikan tipis 1,89% ytd.

Meskipun harga gas alam global terus berfluktuasi, PGAS memiliki model bisnis yang relatif aman karena harga gas di dalam negeri ditentukan secara stabil oleh pemerintah. Kinerja keuangan emiten energi ini memang menghadapi tekanan laba, tetapi dengan strategi efisiensi, ekspansi jaringan pipa, serta diversifikasi produk LNG dan CNG, prospek jangka panjang tetap positif.

Dari sisi investasi, saham PGAS juga masih dipandang menarik dengan potensi dividen dan peluang pertumbuhan yang konsisten. Meski demikian, investor disarankan untuk cermat membaca momentum pasar, apakah dengan strategi beli di level rendah atau menunggu perkembangan lebih lanjut.

Dengan kombinasi daya tahan terhadap volatilitas global dan fokus pada ekspansi domestik, PGAS tetap berperan penting dalam mendukung ketahanan energi nasional dan memberi nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index