Kemdiktisaintek-Komdigi

Kemdiktisaintek-Komdigi Perkuat Kolaborasi Riset AI Nasional

Kemdiktisaintek-Komdigi Perkuat Kolaborasi Riset AI Nasional
Kemdiktisaintek-Komdigi Perkuat Kolaborasi Riset AI Nasional

JAKARTA - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), pemerintah Indonesia mulai menegaskan langkah konkret untuk membangun kapasitas nasional di bidang ini.
Kolaborasi lintas kementerian menjadi strategi kunci untuk memastikan bahwa penguasaan teknologi AI tidak hanya dikuasai oleh pihak luar, tetapi benar-benar tumbuh dari talenta, data, dan infrastruktur dalam negeri.

Langkah strategis ini tercermin dari pertemuan antara Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto dengan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, yang digelar di Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta.
Keduanya sepakat membuka peluang sinergi pengembangan riset dan sumber daya manusia di bidang kecerdasan buatan sebagai bagian dari upaya memperkuat kedaulatan digital Indonesia.

Kampus dan Pemerintah Bersatu Kembangkan Talenta AI Nasional

Dalam pernyataannya, Menteri Brian menegaskan bahwa dunia akademik harus menjadi motor utama dalam pengembangan AI di Indonesia.
Ia menyebut pentingnya menyinergikan arah kebijakan riset agar sejalan dengan kebutuhan strategis bangsa.

“Kami berkomitmen untuk menyinergikan arah riset nasional agar sejalan dengan kebutuhan strategis negara. Dunia kampus siap menjadi motor utama pengembangan talenta bidang AI yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga paham konteks kebijakan dan industri nasional,”
ujar Mendiktisaintek melalui keterangan di Jakarta, Selasa.

Brian menekankan bahwa riset tidak boleh berhenti di laboratorium.
Menurutnya, hasil penelitian harus bisa diterjemahkan menjadi solusi konkret yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat dan industri nasional.

“Kita harus memastikan bahwa riset tidak berhenti di laboratorium. Kolaborasi ini menjadi momentum bagi kampus dan pemerintah untuk mengubah pengetahuan menjadi solusi konkret bagi bangsa,”
tambahnya.

Lebih lanjut, Brian menyoroti pentingnya membangun kapasitas riset yang fokus pada model AI berbasis data dan infrastruktur nasional.
Langkah ini dinilai penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap platform asing yang berpotensi mengakses data strategis Indonesia.

AI Jadi Instrumen Kedaulatan Digital, Bukan Sekadar Teknologi

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan bahwa kecerdasan buatan bukan hanya sekadar inovasi teknologi, melainkan instrumen strategis untuk menjaga kedaulatan digital bangsa.
Menurutnya, data merupakan aset berharga yang harus dijaga agar tidak dimanfaatkan oleh pihak luar.

“Data adalah aset bangsa. Kita tidak boleh terus menjadi konsumen teknologi asing. Pengembangan AI harus kita arahkan agar melindungi kepentingan nasional dan membangun sistem yang berpihak pada Indonesia,”
ujar Meutya Hafid.

Pernyataan tersebut menjadi pengingat bahwa pengembangan AI tidak hanya berfokus pada inovasi teknis, tetapi juga menyangkut isu keamanan siber, etika digital, dan kebijakan publik.
Dalam konteks globalisasi digital yang semakin cepat, Indonesia perlu memastikan bahwa sistem AI yang dikembangkan di dalam negeri dapat menjaga integritas dan privasi data masyarakatnya.

Program AI Talent Factory Jadi Tonggak Pembentukan SDM Digital

Sebagai bentuk dukungan konkret, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah menjalankan Program AI Talent Factory, sebuah inisiatif pengembangan talenta digital nasional yang melibatkan akademisi dan praktisi internasional.
Program ini dirancang untuk memperkuat kemampuan teknis dan konseptual mahasiswa Indonesia dalam bidang kecerdasan buatan.

Melalui kolaborasi dengan berbagai institusi global seperti Oxford University, MIT, dan diaspora Indonesia, program ini diharapkan dapat mempercepat lahirnya generasi baru ahli AI yang kompeten.
Universitas Brawijaya menjadi kampus percontohan dalam pelaksanaan awal program ini sebelum diperluas ke berbagai universitas di seluruh Indonesia.

Program tersebut bukan hanya melatih kemampuan teknis, tetapi juga menanamkan pemahaman etika, tanggung jawab sosial, serta orientasi kebijakan publik dalam penerapan AI.
Dengan demikian, pengembangan talenta digital tidak hanya mencetak tenaga ahli, melainkan juga membangun ekosistem inovasi yang selaras dengan nilai-nilai nasional.

Fokus Riset untuk Industri Strategis dan Ketahanan Nasional

Selain pengembangan sumber daya manusia, kerja sama antara Kemdiktisaintek dan Komdigi juga diarahkan pada penelitian terapan di sektor-sektor strategis, seperti pertanian, pertahanan, dan ekonomi digital.
Kedua kementerian sepakat bahwa riset AI harus memiliki relevansi nyata dengan pembangunan nasional dan mendukung ketahanan ekonomi.

Penelitian terapan di bidang keamanan siber, konektivitas satelit nasional, serta pengembangan pusat data lokal menjadi prioritas utama.
Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mewujudkan ekosistem digital yang tangguh, efisien, dan mandiri.

Dengan adanya kolaborasi lintas sektor ini, riset AI diharapkan tidak hanya menghasilkan inovasi teknologi, tetapi juga memperkuat kemampuan bangsa dalam menghadapi tantangan global, termasuk ancaman kebocoran data dan dominasi teknologi asing.

“Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap platform asing seperti yang berpotensi mengakses data strategis nasional,”
tegas Menteri Brian.

Kebijakan tersebut mempertegas arah pembangunan AI Indonesia: berdaulat, mandiri, dan berorientasi pada kepentingan publik.

Membangun Masa Depan AI Indonesia yang Mandiri

Pertemuan antara dua kementerian ini menjadi momentum penting dalam sejarah pengembangan teknologi di Indonesia.
Melalui sinergi antara riset akademik, kebijakan publik, dan penguatan talenta digital, pemerintah berupaya membangun fondasi ekosistem AI nasional yang kuat dan berkelanjutan.

Pemerintah menyadari bahwa keberhasilan penguasaan AI tidak hanya ditentukan oleh teknologi semata, melainkan juga oleh sumber daya manusia dan arah kebijakan yang berpihak pada kepentingan nasional.
Dengan langkah-langkah konkret seperti AI Talent Factory dan riset bersama lintas sektor, Indonesia mulai menunjukkan keseriusannya dalam menatap masa depan kecerdasan buatan.

Jika konsistensi dan kolaborasi terus dijaga, Indonesia berpeluang besar menjadi pemain penting dalam pengembangan AI di kawasan Asia Tenggara — bukan hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi juga sebagai pencipta inovasi yang berdampak bagi dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index