JAKARTA - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menorehkan kinerja impresif sepanjang sembilan bulan pertama 2025. Hingga akhir September, perusahaan mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp 175 miliar, tumbuh 34% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam keterangannya, manajemen IIF menjelaskan bahwa peningkatan laba ini utamanya disokong oleh efisiensi biaya pendanaan dan peningkatan pendapatan bunga. Sepanjang periode berjalan, pendapatan bunga naik 11% YoY menjadi Rp 987 miliar, sedangkan beban bunga berhasil ditekan 9% YoY menjadi Rp 558 miliar.
Dengan capaian tersebut, laba bersih IIF per September 2025 mencapai Rp 124 miliar, tumbuh 28% YoY. Pertumbuhan tersebut mencerminkan penguatan kinerja operasional dan efektivitas strategi pembiayaan yang diterapkan perusahaan di tengah kondisi ekonomi yang dinamis.
“Dengan posisi keuangan yang solid dan marjin laba bersih 12%, IIF akan terus memperluas bisnis dengan menawarkan solusi keuangan kreatif bagi proyek-proyek infrastruktur,” ujar Presiden Direktur & CEO IIF, Rizki Pribadi Hasan, dalam keterangan resmi.
Aset Tumbuh Stabil, Modal Kuat di Atas 40% CAR
Dari sisi neraca, IIF mencatat total aset sebesar Rp 14,6 triliun, meningkat 7% secara tahunan (YoY). Sementara aset produktif yang menjadi sumber utama pendapatan naik 3% YoY menjadi Rp 13 triliun.
Kinerja ini menunjukkan struktur keuangan IIF yang tetap kuat dan konservatif. Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat di atas 40%, jauh di atas ketentuan minimum regulator, sehingga memberikan ruang ekspansi yang luas bagi perusahaan untuk membiayai proyek-proyek strategis nasional.
Pencapaian tersebut memperkuat posisi IIF sebagai salah satu lembaga pembiayaan infrastruktur yang memiliki daya tahan tinggi terhadap dinamika pasar keuangan, sekaligus menegaskan kontribusi nyata perusahaan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Menurut Rizki, ke depan, IIF akan terus berkomitmen pada penerapan prinsip sosial dan lingkungan berbasis internasional dalam setiap lini bisnisnya. Prinsip ini menjadi landasan penting bagi perusahaan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan ramah lingkungan.
“Dengan implementasi prinsip sosial dan lingkungan berbasis internasional, IIF akan terus memperluas bisnis dengan menawarkan solusi keuangan kreatif bagi proyek-proyek infrastruktur,” jelas Rizki.
Fokus ke Proyek Hijau dan Infrastruktur Strategis
Kinerja positif IIF tak lepas dari fokus strategisnya pada sektor-sektor infrastruktur prioritas, terutama yang mendukung agenda transisi energi hijau dan digitalisasi ekonomi.
Hingga kini, energi terbarukan, infrastruktur digital, dan pengolahan air menjadi tiga sektor dengan kontribusi terbesar terhadap portofolio pembiayaan IIF — menyumbang sekitar 55% dari total pinjaman yang disalurkan.
Selain itu, IIF juga aktif menyalurkan pendanaan ke sektor jalan tol, bandara, rumah sakit, dan pelabuhan, sebagai bagian dari komitmennya memperkuat konektivitas nasional dan kualitas layanan publik.
Dalam mendukung proyek-proyek tersebut, IIF menawarkan berbagai solusi keuangan terintegrasi, seperti pembiayaan senior dan junior loan, sindikasi pinjaman, take-out financing, credit enhancement, hingga layanan konsultasi berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG).
Langkah-langkah tersebut tidak hanya meningkatkan efisiensi proyek, tetapi juga memperkuat standar keberlanjutan yang diakui secara global.
Perluas Pendanaan Lewat Obligasi Rp 1,5 Triliun
Sebagai bagian dari strategi penguatan struktur pendanaan, IIF tengah menyiapkan penerbitan obligasi senilai Rp 1,5 triliun. Langkah ini diharapkan dapat memperluas akses perusahaan terhadap pasar modal domestik sekaligus meningkatkan partisipasi investor ritel maupun institusional dalam pembiayaan infrastruktur berkelanjutan.
Penerbitan obligasi tersebut juga akan memperkuat likuiditas perusahaan, mendukung pipeline proyek jangka panjang, serta menjadi sarana diversifikasi sumber pendanaan di tengah kondisi suku bunga yang relatif stabil.
IIF saat ini menyandang peringkat kredit domestik tertinggi (AAA) dari lembaga pemeringkat lokal dan internasional, menandakan kredibilitas serta tingkat kepercayaan tinggi dari investor terhadap stabilitas keuangan perusahaan.
Langkah strategis ini diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan laba serta memperkuat kontribusi IIF dalam mendorong percepatan pembangunan infrastruktur nasional yang berorientasi pada keberlanjutan.
Momentum Pertumbuhan untuk Pembangunan Berkelanjutan
Kinerja solid sepanjang sembilan bulan pertama 2025 menegaskan bahwa IIF berada di jalur yang tepat untuk mencapai target tahunannya. Dengan marjin laba bersih yang sehat, rasio permodalan tinggi, serta fokus kuat pada prinsip ESG, perusahaan berhasil menunjukkan ketangguhan di tengah tantangan global maupun domestik.
Pertumbuhan laba yang mencapai 34% YoY juga menjadi bukti efektivitas strategi manajemen dalam menjaga keseimbangan antara profitabilitas dan tanggung jawab sosial.
Melalui kombinasi antara inovasi keuangan, pengelolaan risiko yang prudent, dan komitmen terhadap keberlanjutan, IIF diperkirakan akan terus memainkan peran penting sebagai katalis pembangunan infrastruktur Indonesia ke depan.
Rizki menegaskan, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pembiayaan seperti IIF menjadi kunci dalam mempercepat realisasi proyek-proyek strategis nasional yang berorientasi pada ekonomi hijau dan berdaya saing global.
 
                    
 
             
                   
                   
                   
                   
                   
                   
                
             
                                                      
                                                    
                                                      
                                                    
                                                      
                                                   