JAKARTA - Di tengah upaya perbankan nasional menjaga efisiensi pendanaan dan mempertahankan profitabilitas di tengah fluktuasi pasar, PT Allo Bank Indonesia Tbk (Allo Bank) berhasil mencatatkan peningkatan signifikan pada margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) hingga 10,43 persen per Kuartal III 2025.
Capaian ini mencerminkan kemampuan Allo Bank dalam mengelola pendapatan bunga dari aset produktif secara lebih efisien, di tengah tren penurunan biaya dana yang terjadi di industri perbankan nasional.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, NIM Allo Bank meningkat dari 9,00 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya (Kuartal III 2024) menjadi 10,43 persen pada Kuartal III 2025. Kenaikan ini sekaligus menegaskan efektivitas strategi pengelolaan aset dan liabilitas perusahaan di tengah kondisi pasar yang masih berfluktuasi.
NIM Naik, Bukti Efisiensi Pengelolaan Dana yang Optimal
Peningkatan rasio NIM menjadi indikator penting bahwa Allo Bank mampu memaksimalkan pendapatan bunga bersih dari aset produktif, dibandingkan dengan beban bunga yang dibayarkan kepada deposan atau sumber pendanaan lainnya.
Dengan kata lain, bank semakin efisien dalam menghasilkan pendapatan dari kegiatan intermediasi utamanya — yakni menyalurkan kredit dan mengelola likuiditas dana.
Direktur Risiko, Kepatuhan, dan Hukum PT Allo Bank Indonesia Tbk, Ganda Raharja Rusli, menjelaskan bahwa faktor eksternal turut mendukung perbaikan struktur biaya dana di sektor perbankan, meski Allo Bank sendiri tidak menerima penempatan dana secara langsung dari pemerintah.
“Meski Allo Bank tidak mendapat guyuran dana secara langsung, adanya penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun pada bank-bank Himbara secara bertahap telah menghasilkan penurunan biaya dana perbankan. Selain itu, tensi perebutan dana di perbankan juga sudah terlihat mereda,” ujar Ganda kepada Kontan, Selasa (28/10/2025).
Dengan turunnya biaya dana (cost of fund/CoF) di industri, margin bunga bersih bank seperti Allo Bank menjadi lebih terjaga. Hal ini juga menandakan pengelolaan struktur pendanaan yang semakin efisien di tengah kondisi pasar yang kompetitif.
Kebijakan Dana Pemerintah Beri Efek Domino bagi Industri
Kinerja positif NIM Allo Bank tidak terlepas dari kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.
Sejak September 2025, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menempatkan dana dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp200 triliun pada bank-bank milik negara atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Langkah strategis ini dimaksudkan untuk memperkuat likuiditas perbankan nasional sekaligus menekan biaya pendanaan di industri perbankan.
Kebijakan tersebut menciptakan efek berantai yang positif. Dengan likuiditas yang lebih longgar, bank-bank dapat menurunkan suku bunga dana, yang pada akhirnya juga berpotensi meningkatkan margin bunga bersih (NIM) di seluruh sektor perbankan.
Bagi Allo Bank, situasi ini memberikan ruang untuk menjaga efisiensi pembiayaan sekaligus memperkuat kinerja intermediasi.
“Kami mengharapkan Allo Bank bisa terus menjaga NIM seperti di level NIM kuartal III, dan tetap mengantisipasi sekiranya ada persaingan bank dalam mengumpulkan dana pihak ketiga di kuartal IV 2025,” jelas Ganda.
Pernyataan tersebut mencerminkan kewaspadaan Allo Bank terhadap potensi kompetisi dalam penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) menjelang akhir tahun, meski tren saat ini menunjukkan penurunan tensi perebutan dana antarbank.
Kinerja Solid di Tengah Penurunan Biaya Dana
Kinerja NIM Allo Bank yang impresif sejalan dengan tren penurunan biaya dana (cost of fund/CoF) di industri. Kondisi ini tidak hanya disebabkan oleh kebijakan pemerintah, tetapi juga karena strategi perbankan dalam memperkuat pendanaan berbasis dana murah.
Dalam laporan kinerjanya, Allo Bank juga mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang kuat sepanjang 2025. Berdasarkan data Agustus 2025, DPK Allo Bank tumbuh sebesar 46,94 persen secara tahunan (YoY), mencerminkan kepercayaan masyarakat yang semakin meningkat terhadap layanan digital dan produk keuangan Allo Bank.
Peningkatan DPK tersebut memberikan fleksibilitas bagi bank untuk mengelola struktur pendanaan dengan lebih efisien dan menjaga stabilitas NIM di level yang menguntungkan.
Pencapaian ini turut memperkuat tren pertumbuhan positif Allo Bank yang sebelumnya juga membukukan laba bersih sebesar Rp379,8 miliar pada Kuartal III 2025, sebagaimana dilaporkan dalam publikasi resmi perusahaan.
Optimisme Pertahankan Kinerja dan Antisipasi Persaingan
Meski prospek industri perbankan nasional menjanjikan, Ganda Raharja Rusli menegaskan bahwa Allo Bank tetap berhati-hati dalam menjaga margin dan memantau dinamika pasar.
“Harapan kami, Allo Bank bisa terus menjaga NIM seperti di level Kuartal III dan tetap mengantisipasi jika ada persaingan bank dalam mengumpulkan dana pihak ketiga di Kuartal IV 2025,” ujarnya menegaskan kembali.
Dengan strategi efisiensi pendanaan yang konsisten, dukungan kebijakan moneter yang akomodatif, serta kemampuan bank dalam memanfaatkan momentum stabilitas ekonomi domestik, Allo Bank diperkirakan dapat mempertahankan rasio NIM di atas 10 persen hingga akhir tahun.
Kinerja NIM yang tinggi bukan hanya menjadi bukti ketahanan bank dalam menghadapi persaingan likuiditas, tetapi juga menegaskan keberhasilan Allo Bank dalam menjaga keseimbangan antara profitabilitas dan manajemen risiko di tengah perubahan lanskap ekonomi nasional.
Ke depan, Allo Bank diproyeksikan akan terus memperkuat basis pendanaan, efisiensi operasional, dan inovasi digital, agar tetap kompetitif dalam industri perbankan yang semakin dinamis.
Dengan NIM yang meningkat menjadi 10,43 persen, Allo Bank menegaskan posisinya sebagai salah satu bank dengan efisiensi pembiayaan terbaik di sektor perbankan nasional. Kebijakan pemerintah dalam menyalurkan dana ke bank Himbara turut memberikan dukungan likuiditas yang berdampak positif terhadap struktur pendanaan bank-bank lainnya, termasuk Allo Bank.
Ke depan, tantangan utama adalah menjaga tren positif ini agar tetap berkelanjutan di tengah potensi persaingan pengumpulan dana yang bisa kembali meningkat pada kuartal terakhir tahun ini. Dengan manajemen risiko yang disiplin dan strategi pendanaan yang adaptif, Allo Bank optimistis mampu menjaga profitabilitas sekaligus mendukung stabilitas sistem keuangan nasional.
 
                    
 
             
                   
                   
                   
                   
                   
                   
                
             
                
             
                                                      
                                                    
                                                      
                                                   